Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

4 Museum Kereta Api yang Bisa Menjadi Tempat Wisata Pilihan untuk Liburan Akhir Pekan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Museum Kereta Api Ambarawa, rekomendasi tempat wisata untuk belajar sejarah tentang perkeretaapian di Indonesia.

TRIBUNTRAVEL.COM - Kereta api masih menjadi salah satu moda transportasi favorit untuk bermobilitas.

Nah, buat kamu yang sering bepergian naik kereta api, tak ada salahnya untuk mengetahui sejarahnya pula.

Wisatawan tengah asyik bermain di Kereta api zaman dulu yang terpajang Museum Kereta Api Ambarawa. (TRIBUN JATENG/ Deni Setiawan)

Terlebih di berbagai daerah terdapat museum-museum yang mengungkapkan asal-usul dan perkembangan perkeretaapian.

Museum-museum kereta api tersebut pastinya bisa menjadi tempat wisata pilihan untuk berakhir pekan.

Baca juga: 5 Wisata Pantai di Makassar Buat Libur Sekolah, Wajib Coba Jetski hingga Banana Boat

Selagi berkunjung ke museum, kamu dapat mengenal lebih dalam tentang peninggalan sejarah kereta api.

Bisa pula melihat berbagai koleksi yang unik serta informasi menarik lainnya.

Penasaran ingin berkunjung ke museum-museum kereta api yang dikelola langsung oleh KAI?

Melansir kai.id, Sabtu (18/2/2024), berikut beberapa museum kereta api yang bisa kamu kunjungi.

1. Museum Ambarawa

Museum Ambarawa awal mulanya adalah sebuah stasiun yang bernama Stasiun Willem I.

Penamaan Willem I berkaitan dengan lokasi stasiun yang tidak jauh dengan Benteng Willem I.

Stasiun ini dibangun oleh Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873 bersamaan pembukaan lintas Kedungjati-Ambarawa.

Pada awal tahun 1900-an bangunan stasiun direnovasi seperti bentuk saat ini.

Pada awal pengoperasiannya, Stasiun Willem I digunakan sebagai sarana pengangkutan komoditas ekspor dan transportasi militer di sekitar Jawa Tengah.

Petugas menyiapkan lokomotif uap B2503 yang hendak dijalankan untuk menarik gerbong kereta wisata di Stasiun Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (13/6/2013). Meskipun stasiun tersebut saat ini ditutup untuk proses rpembangunan museum perkeretaapian terbesar se-Asia Tenggara, lokomotif uap yang diproduksi pada tahun 1906 oleh perusahaan Maschinenfabrik Esslingen, Jerman, tersebut tetap difungsikan untuk menarik gerbong kereta wisata menuju Stasiun Tuntang dan Bedono dengan tarif Rp 5 juta - Rp 7,5 juta per perjalanan dengan daya angkut maksimal 80 orang. (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

Setelah nonaktif tahun 1976, Stasiun Ambarawa dicanangkan sebagai museum kereta api oleh Gubernur Jawa Tengah pada saat itu, Supardjo Rustam berkolaborasi dengan Ir. Soeharso selaku Kepala Eksploitasi Tengah Perusahaan Jawatan Kereta Api (kini KAI).

Halaman
1234