Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

3 Kasus Pembunuhan di Indonesia yang Masih Belum Terpecahkan hingga Sekarang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi seseorang yang sudah meninggal. Kasus pembunuhan yang menggemparkan di Indonesia dan masih belum terpecahkan hingga sekarang.

"Tulisannya pakai bahasa Inggris. Intinya, korban enggak mau dicari dan (meminta) permohonan maaf," ucap Agus.

Ayah Akseyna, Kolonel (Sus) Mardoto, melihat ada sejumlah kejanggalan terkait kematian putranya.

Ada luka lebam pada tubuh Akseyna.

Keberadaan sejumlah batu yang ditemukan di dalam tas korban juga dicurigai sang ayah.

Selain itu, Mardoto tak yakin secarik kertas yang diduga surat wasiat itu ditulis putranya.

"Kalau bunuh diri tidaklah perlu melakukan cara serumit itu (menulis surat wasiat)," ujar Mardoto.

Polisi saat itu tak berhenti menyelidiki. Sejumlah saksi, barang bukti, dan hasil visum kembali diperiksa.

Penyidik juga memanggil saksi ahli grafolog dari American Handwriting Analysis Foundation Deborah Dewi untuk memberikan keterangan terkait tulisan tangan pada surat itu.

Hasilnya, Debora menyatakan bahwa tulisan tangan pada surat itu bukan tulisan tangan Akseyna.

Polisi kemudian berkeyakinan Akseyna adalah korban pembunuhan.

"Yang bisa diketahui adalah korban meninggal diduga bukan karena bunuh diri,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya saat itu, Komisaris Besar Krishna Murti.

Hal lain yang memperkuat dugaan itu ialah hasil visum yang menyimpulkan Akseyna diduga tidak sadarkan diri sebelum dicemplungkan ke danau.

Pada paru-paru Akseyna juga terdapat air dan pasir. Hal itu tidak akan ditemukan apabila korban sudah tidak bisa bernapas.

Selain itu, adanya robekan di bagian tumit sepatu Akseyna memperkuat dugaan bahwa ada upaya penyeretan korban.

Krishna saat itu kembali menyangsikan bahwa Akseyna tewas karena bunuh diri.

Halaman
1234