Terowongan Juliana memiliki mulut terowongan di sisi timur laut dan barat daya.
Lebar terowongan memiliki ukuran 830 cm, lebar mulut terowongan 400 cm, dan tinggi 480 cm.
Dari hasil pengukuran, jarak antara mulut terowongan timur laut dengan barat daya memiliki panjang 127 m.
Baca juga: Viral Wanita Berusia 101 Tahun Disangka Masih Bayi saat Pesan Tiket Pesawat, Kok Bisa?
Jalan terowongan memiliki lebar 340 cm, berupa tanah perkerasan dengan batu koral, namun kondisinya sudah bercampur dengan tanah lumpur.
Rel kereta api sudah tidak tersisa lagi, mengutip laman kebudayaan.kemdikbud.go.id.
Terdapat saluran air di kanan dan kiri sepanjang terowongan dengan ukuran lebar 26 cm, kedalaman 30 cm.
Di dalam terowongan terdapat satu ceruk, yang terletak di dinding sisi kanan apabila datang dari arah timur laut atau sebelah kiri apabila datang dari sisi sebelah barat daya.
Ceruk terbuat dari batu kali dan kapur yang diplester dan di cat putih.
Ceruk memiliki ukuran lebar mulut 200 cm, tinggi 194 cm, dan kedalaman 119 cm.
Ruang ceruk berbentuk persegi empat, langit-langitnya berbentuk lengkung setengah lingkaran, tidak ada hiasan yang melekat pada ceruk.
Selain Terowongan Juliana, ternyata ada dua terowongan lagi di kawasan tersebut.
Namanya yakni Terowongan Wilhelmina dengan panjang 1.127 meter, dan pernah jadi terowongan aktif terpanjang di Indonesia.
Sementara terowongan lainnya yakni Terowongan Hendrik, yang sekarang jadi akses jalur alternatif.
Namun tetap Terowongan Juliana yang mencuri perhatian berkat kemunculannya yang ikonik di film Siksa Kubur.
Bahkan kini banyak pengunjung yang datang ke Terowongan Juliana.