Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Liburan ke Jepang

10 Aturan Tak Tertulis di Jepang yang Harus Kamu Tahu Biar Tidak Dibenci Penduduk Lokal

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aturan tak tertulis buat kamu yang pertama kali liburan ke Jepang.

6. Tidak Perlu Membuka atau Menutup Pintu Taksi

Taksi, satu cara keliling Kyoto Jepang (Flickr/[cipher])

Di Jepang, supir taksi bertindak sebagai sopirmu.

Sekarang, karena tidak praktis baginya untuk turun setiap kali membuka atau menutup pintu taksi untukmu, pintunya otomatis.

Jadi, tunggu hingga pintu terbuka saat masuk atau keluar taksi.

7. Tidak Ada Panggilan Seluler di Restoran

Wisatawan yang antre makanan di restoran Jepang. (note thanun / Unsplash)

Orang Jepang menghindari berbicara menggunakan ponsel di dalam restoran mana pun.

Pengecualian untuk aturan tak tertulis ini adalah jika memiliki ruangan terpisah tanpa ada orang asing di sekitarmu.

Namun, tentu saja, seperti halnya transportasi umum dan lift, kamu harus menjaga ponsel tetap dalam mode senyap.

8. Tawarkan Tempat Duduk pada Siapa yang Lebih Membutuhkan

Ilustrasi suasana kereta api di Tokyo Jepang (Hugh Han /Unsplash)

Jepang memiliki budaya yang kuat dalam memberikan kursi bagi penumpang lanjut usia, penyandang cacat, hamil , atau penumpang lain yang perlu duduk lebih lama dari kebanyakan penumpang lainnya.

Hal ini terutama berlaku untuk tempat duduk prioritas atau yusenseki (優先席) yang sering ditemukan di kedua ujung gerbong.

Meskipun kamu dipersilakan untuk duduk di sini jika kursi tersedia, kamu harus siap untuk segera bergerak ketika melihat seseorang lebih membutuhkan kursi.

Orang sering kali tidak menanyakan kamu secara langsung, jadi awasi sekeliling, berdirilah, dan menjauhlah jika melihat seseorang membutuhkan.

Sebagai catatan tambahan, kamu dapat mengetahui seseorang sedang hamil melalui lencana merah muda yang ditempel di tasnya.

9. Gunakan Sumpit dengan Benar

Ilustrasi sumpit untuk makan mi atau nasi di Jepang. (Flickr/Jordi Sanchez)

Kamu mungkin sudah menguasai permainan sumpit di makanan China atau sering makan di restoran Jepang di rumah.

Namun, Jepang memiliki aturan tambahan mengenai sumpit yang siap membuat kamu menjadi amatir lagi.

Jika tidak bisa menggunakan sumpit (箸, Hashi), lebih baik meminta sendok dan garpu daripada bereksperimen sambil makan bersama orang lain.

Karena makanan Jepang sering kali menyajikan sepiring makanan utama yang dibagikan dalam satu kelompok, etika menggunakan sumpit sangat penting dalam memastikan pesta yang teratur dan higienis.

Jika makan di luar, terutama pada acara formal, sebaiknya berlatih terlebih dahulu.

Aturan Sumpit

- Jangan pegang sumpit terlalu dekat dengan ujungnya

- Jangan mengambil terlalu banyak dari hidangan utama yang sama

- Jangan menyeret piring atau piring dengan sumpit di sekeliling meja

- Jangan mengunyah atau menjilat sumpit

- Jangan menyentuh makanan yang tidak ingin makan dengan sumpit

- Jangan menusuk makanan

- Jangan arahkan sumpit ke orang lain atau menggunakannya untuk membuat isyarat

- Jangan letakkan sumpit di atas mangkuk.

- Jangan mengistirahatkan sumpit dengan menusukkannya ke makanan

- Jangan gunakan sumpit sebagai tusuk gigi

- Jangan memindahkan makanan dari sumpit ke sumpit lainnya

- Meskipun boleh mengambil mangkuk sambil makan (terutama dengan nasi dan sup), jangan menekan mangkuk langsung ke mulut.

- Jika menjatuhkan sumpit ke tanah, jangan mengelapnya dan terus menggunakannya. Mintalah sumpit baru kepada staf.

10. Jangan Makan Langsung dari Hidangan Utama

Seporsi menu Ichiran ramen di Jepang (Flickr/Shinya Suzuki)

Selain etika menggunakan sumpit dan mengisi ulang gelas, ingatlah untuk tidak pernah menyantap makanan langsung dari piring yang diletakkan di tengah meja.

Sebaliknya, isi piring torizara (取り皿) dengan berbagai makanan dan makanlah dari sana.

Tip tambahan: Ucapkan itadakimasu sebelum mulai makan atau makan.

Ambar/TribunTravel