Kue keranjang awalnya merupakan persembahan dalam ritual upacara adat, seperti dilansir Kompas.com.
Namun secara perlahan kue keranjang berubah menjadi makanan khas di festival musim semi.
Menurut cerita, pada musim semi dan musim gugur pada 722-481 SM, China masih terbagi menjadi beberapa kerajaan kecil dan orang-orang menderita kelaparan karena perang.
Raja pun membuat dinding yang kuat untuk melindungi wilayah dari serangan, sehingga rakyat tidak lagi dibuat khawatir dengan perang.
Ia kemudian mengadakan jamuan pesta untuk merayakan ide ini.
Namun Perdana Menteri Wu Zixu berpikiran hal lain.
Menurut Wu, perang tidak bisa dipandang enteng.
Tembok yang kuat memang merupakan perlindungan yang baik, tetapi jika musuh mengepung kerajaan, tembok itu juga merupakan penghalang keras bagi diri kita sendiri.
"Jika keadaan benar-benar buruk, ingatlah untuk gali lubang di bawah dinding," kata Wu Zixu.
Baca juga: Catat, 10 Tempat Nonton Pertunjukan Barongsai di Jakarta saat Imlek Lengkap Jadwalnya
Bertahun-tahun kemudian, setelah Wu Zixu meninggal, kata-katanya menjadi kenyataan.
Banyak orang mati kelaparan saat perang.
Tak tinggal diam, para prajurit kemudian melakukan apa yang dikatakan Wu Zixu.
Mereka menemukan bahwa tembok di bagian bawah dibangun dengan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan.
Batu bata dari tepung beras ketan itu kemudian menyelamatkan banyak orang dari kelaparan.
Batu bata itulah Nian Gao yang ada sampai saat ini.