Johan Reinhard dan asisten Miguel Zarate menemukan Juanita ketika mereka mendaki Ampato pada bulan September 1995.
Mereka mencapai puncak, 20.708 kaki (6.312 meter) di atas permukaan laut, hanya untuk menemukan bahwa sebagian punggung bukitnya telah runtuh, memperlihatkan situs pemakaman Inca dan menjatuhkan isinya sekitar 229 kaki (70 meter) di bawah.
Reinhard dan Zarate melihat seikat kain, dan mengangkatnya, mereka mendapati diri mereka menatap wajah Ice Maiden.
Dengan hati-hati, mereka membawa Juanita turun gunung, di mana dia disimpan hingga hari ini di sebuah ruangan yang bersuhu minus 4 derajat Fahrenheit (minus 20 derajat Celsius) di Museum Suaka Andes di Universitas Katolik Santa Maria, di mana pengunjung museum dapat melihatnya.
Baca juga: Viral Pemuda Tinggal di Bawah Tangga Mal, Tak Terendus Penjaga Kemanan Selama Setengah Tahun
Penelitian telah mengungkapkan bahwa Juanita adalah seorang gadis sehat berusia antara 13 dan 15 tahun ketika dia meninggal karena pukulan di kepala.
Ia dimakamkan dengan pakaian upacara, bersama dengan benda-benda keramik, patung perempuan emas dan perak, cangkang Spondylus, makanan, tas anyaman, dan tembikar.
Benda-benda keramik tersebut dihias dengan figur geometris, yang masih dipelajari dan mungkin merupakan bagian dari sistem komunikasi Inca.
Proyek Pemetaan Wajah Dimulai
Pada 2018, Socha, tim arkeolog, dan ilmuwan memulai proyek lima tahun untuk meneliti Juanita serta sisa-sisa dan objek lain yang ditemukan di gunung berapi Ampato, Misti, dan Pichu Pichu yang tertutup salju.
Selama pekerjaan mereka, tim menemukan bahwa beberapa anak-anak dan perempuan mengunyah daun koka dan meminum ayahuasca pada minggu-minggu sebelum kematian mereka.
Temuan ini menunjukkan bahwa tanaman halusinogen dan stimulan psikotropika mungkin telah digunakan untuk mengurangi kecemasan sebelum kematiannya.
Tim melakukan CT scan pada Juanita pada Maret 2022 dan menggunakan hasilnya untuk membuat model 3D tengkoraknya yang dapat digunakan Nilsson untuk memandu rekonstruksinya.
Baca juga: Viral Arkeolog Temukan Pisau Gigi Hiu di Sulawesi, Diperkirakan Berusia 7.000 Tahun
Pemindaian tomografi pada tubuh dan tengkoraknya, dikombinasikan dengan penelitian tentang usia, warna kulit, dan karakteristik lainnya digunakan untuk membuat gambar digital.
Nilsson menggunakan penanda kedalaman jaringan berdasarkan ukuran tengkoraknya untuk membayangkan proporsi wajahnya, termasuk tulang pipi yang tinggi.
Prosesnya untuk menghidupkan wajah Juanita memakan waktu setengah tahun, dan dia menghabiskan 400 jam untuk mengerjakan model tersebut.
Baca tanpa iklan