TRIBUNNEWS.COM - Para arkeolog yang melakukan penggalian di pulau Sulawesi menemukan temuan luar biasa.
Bagaimana tidak, para arkeolog tersebut menemukan gigi hiu berusia 7.000 tahun.
Kemungkinan besar gigi hiu itu digunakan oleh masyarakat zaman dahulu untuk ritual atau peperangan.
Seperti dilansir Jurnal Antiquity Cambridge, Senin (6/11/2023), dua set gigi hiu tersebut ditemukan dalam gua-gua di Sulawesi bagian barat daya.
Baca juga: Viral Arkeolog Temukan Kerangka Anak Vampir Abad 17 dengan Rantai Besi Melilit Kakinya
Gigi hitu kemungkinan besar dimanfaatkan oleh masyarakat Toalean, yang tinggal di pulau sejak 8.000 tahun yang lalu.
Penulis penelitian menjelaskan bahwa gigi berasal dari rahang hiu macan telah dimodifikasi agar dapat digunakan sebagai perkakas.
Gigi pertama memiliki dua lubang yang dibor melalui akarnya.
Sementara yang kedua hanya mempunyai satu lubang, tapi sudah rusak dan kemungkinan besar aslinya juga memiliki dua lubang.
Lebih lanjut, penulis penelitian menjelaskan dalam bahwa pemeriksaan mikroskopis menunjukkan bahwa gigi hiu tersebut pernah dipasang pada pegangan dengan "benang nabati dan bahan seperti lem dari bahan mineral, tumbuhan, dan hewan."
Baca juga: Terowongan Rahasia di Mesir Ditemukan, Para Arkeolog Yakin Lokasi Makam Cleopatra Bisa Dilacak
“Metode penempelan yang sama, terlihat pada bilah gigi hiu modern yang digunakan oleh budaya di seluruh Pasifik," ungkapnya.
Lalu, bagaimana mereka tahu bahwa gigi itu digunakan sebagai senjata?
Gigi hiu memiliki tanda-tanda kerusakan yang jelas mengindikasikan penggunaan oleh manusia (berbeda dengan kerusakan alami yang mungkin terjadi karena hiu memakan mangsanya).
Hal ini memang menunjukkan bahwa masyarakat Toalean menggunakan gigi hiu untuk memotong sesuatu.
Namun penelitian terhadap masyarakat modern dan eksperimen dengan gigi hiu menunjukkan bahwa gigi tersebut digunakan lebih dari sekedar kebutuhan pemotongan sehari-hari.
Sebagai permulaan, percobaan menunjukkan bahwa gigi hiu mudah tumpul.
Baca tanpa iklan