Dikenal karena karyanya dalam menciptakan kembali wajah-wajah dari masa lalu, Nilsson menggunakan teknik rekonstruksi forensik yang mengandalkan berbagai analisis ilmiah untuk membuat Juanita terlihat serealistis mungkin.
"Ini merupakan pekerjaan luar biasa yang saya lakukan, namun saya juga merasakan tanggung jawab besar untuk melakukan rekonstruksi seakurat mungkin," kata Nilsson.
"Tetapi ini adalah pekerjaan terbaik yang dapat saya bayangkan. Saya harap anda dapat bertemu dengan seseorang dari masa lalu dan menciptakan ikatan emosional dengan sejarah, dan kisahnya yang begitu unik dan luar biasa."
Reproduksi hiasan kepala dan selendang yang dikenakannya diwarnai secara alami dan dibuat dari wol alpaka oleh Centro Textiles Tradicionales di Chinchero dan Cusco, Peru.
Pengunjung pameran juga dapat mempelajari hasil penelitian, melihat artefak dari kuburan, dan memegang replikanya.
Mereka bahkan dapat berjalan mengikuti jejak Juanita dari Cusco, ibu kota Kerajaan Inca, melintasi peternakan, atau tambo, tempat karavan beristirahat sebelum pengorbanan, dan terus hingga ke puncak.
Baca juga: Viral Penemuan Kerangka Manusia Berusia 400 Tahun yang Memiliki Tangan Palsu
"Dengan menggunakan kacamata (realitas virtual), para pengunjung dapat melakukan ziarah virtual mengikuti jejak capacocha, mengikuti sisa-sisa jalan Inca hingga tambo – perhentian terakhir – di lereng Chachani, Misti, dan Pichu Pichu," kata Socha.
Bagi para peneliti yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mempelajari Juanita, proses sulit untuk menghidupkannya kembali tidak sia-sia.
"Wajah memberi kita kesan hiperrealistis saat melihat orang yang hidup," kata Socha.
"Bagi saya, itu adalah momen yang sangat emosional setelah bekerja bertahun-tahun dengan mumi-mumi ini, akhirnya bisa melihat wajahnya."
(TribunTravel.com/ni)
Kumpulan artikel viral
Baca tanpa iklan