Mereka juga harus mengganti bagian-bagian rumah yang dibangun di atas potongan kayu tua yang sudah lapuk seiring berjalannya waktu.
"Saya telah melakukan empat kali renovasi lantai dansa karena kerusakan alam. Ini menjadi gaya hidup pemeliharaan," ucap Catherine.
"Kami selalu menganggap kehancuran itu sebagai, 'Baiklah, kalau begitu rusak. Jadi apa yang bisa kita bangun dari bahan-bahan itu dan apa yang perlu kita bangun?'" terangnya.
Tantangan lain yang mereka hadapi adalah masalah dunia modern dalam menghasilkan cukup uang untuk membiayai pemeliharaan rumah mereka.
Hal-hal seperti membeli panel surya dan menggantinya dari waktu ke waktu memerlukan pembayaran.
Tujuh tahun setelah mereka membangun pulau itu, mereka juga ditemukan oleh pemerintah kota dan harus mulai membayar pajak tahunan.
Pada tahun 2013, mereka memutuskan untuk bergabung dengan seluruh dunia secara online dengan memasang internet di pulau tersebut, yang menurutnya biayanya lebih mahal dibandingkan di kota.
Sebagai seniman, dia mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan anggaran yang "sedikit", namun menambahkan bahwa mereka "selama bertahun-tahun hanya menghasilkan Rp 94 juta setahun."
"Sekarang saya sudah lanjut usia dan punya uang pensiun, saya merasa punya banyak uang, padahal sebenarnya tidak," ungkap Catherine.
"Tetapi itu adalah uang yang masuk secara teratur, yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya dalam hidup saya," jelasnya.
Tahun ini adalah tahun yang sulit bagi Catherine.
Dia tidak hanya mengalami kematian ibunya, tetapi juga Adams, yang meninggal pada bulan Maret setelah delapan tahun didiagnosis kanker.
"Dia tetap dalam kondisi vital, seaktif mungkin. Bahkan hingga beberapa minggu terakhir, dia masih mengerjakan sebuah ukiran besar, yang akan saya selesaikan untuknya," kata Catherine.
Menjadi pemilik tunggal pulau itu merupakan suatu penyesuaian, ungkapnya.
Dia harus melakukan "tugas-tugas" yang pernah menjadi tanggung jawab Adams seperti menjalankan generator, mengisi bahan bakar dan mengganti sistem propana, menjalankan perahu ke kota terdekat (yang bisa berbahaya tergantung pada cuaca), juga perbaikan rumah terus-menerus.