Beberapa laporan menyebutkan pasangan yang baru menikah termasuk di antara mereka yang terbunuh tetapi hal ini belum dapat dikonfirmasi.
"Mereka akan melakukan tarian lambat dan kemudian mereka menyalakan benda ini untuk tarian tersebut dan kemudian terbakar," kata seorang wanita yang terluka kepada Rudaw dari brankar rumah sakit.
Pria lain yang terluka dalam insiden kebakaran itu juga mengatakan kepada Rudaw bahwa kobaran api mulai terlihat saat pasangan pengantin tersebut bersiap untuk tarian lambat mereka.
"Mereka menyalakan kembang api," katanya.
"Itu menghantam langit-langit, sehingga terbakar."
"Seluruh aula terbakar dalam hitungan detik."
Baca juga: Nasib Calon Pengantin yang Bikin Sabana Bromo Kebakaran: Kena Sanksi Wajib Lapor
Pastor Rudi Saffar Khoury, pendeta yang hadir di pesta pernikahan tersebut, mengatakan tidak jelas siapa yang harus disalahkan atas kebakaran tersebut.
"Ini bisa jadi merupakan kesalahan penyelenggara acara atau tuan rumah, atau mungkin kesalahan teknis," katanya kepada The Associated Press.
"Itu adalah bencana dalam arti sebenarnya."
Kementerian Dalam Negeri mengatakan telah mengeluarkan empat surat perintah penangkapan terhadap pemilik aula pernikahan, media pemerintah melaporkan, dan Presiden Abdul Latif Rashid menyerukan penyelidikan.
Setelah kejadian itu, yang tersisa di aula hanyalah logam hangus dan puing-puing yang hanya bisa dilihat di bawah cahaya ponsel para penyintas atau kamera kru TV.
Musik yang menyambut tarian pertama digantikan oleh ratapan sirene ambulans saat korban luka dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Beberapa di antara mereka yang terbakar ada anak-anak yang menjadi korban.
Pejabat kesehatan di provinsi Nineveh menambah jumlah korban tewas menjadi 114, meskipun pejabat federal tidak segera memperbarui angka mereka yang menyebutkan setidaknya 100 orang tewas.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Saif al-Badr menyebutkan jumlah korban luka sebanyak 150 orang dalam pernyataan sebelumnya yang dimuat oleh Kantor Berita Irak yang dikelola pemerintah.