TRIBUNTRAVEL.COM - Menjelajahi ruang luar angkasa bukan hal mudah dan bisa dianggap sepele.
Perlu persiapan matang dan terencana ketika mengirim seseorang ke luar angkasa.
Bisa disebut bahwa mengirim manusia ke luar angkasa adalah proposisi yang sangat sulit dan berbahaya.
Sejak eksplorasi ruang angkasa manusia dimulai lebih dari 60 tahun yang lalu, 20 orang telah meninggal, dilansir dari Science Alert, Senin (14/8/2023).
Baca juga: Viral AC Kapal Pesiar Mati, Penumpang Marah-marah Keluhkan Suhu Panas yang Melanda
Tonton juga:
Di antaranya 14 orang meninggal dalam tragedi pesawat ulang-alik NASA tahun 1986 dan 2003 , tiga kosmonot selama misi Soyuz 11 tahun 1971 , dan tiga astronaut di landasan peluncuran Apollo 1 pada tahun 1967.
Mengingat betapa rumitnya penerbangan luar angkasa manusia, sungguh luar biasa betapa sedikit orang yang kehilangan nyawa sejauh ini.
Baca juga: Wisatawan Prancis Tergelincir saat Turun ke Pantai Kelingking Bali, Bagaimana Kondisinya?
Namun demikian NASA masih berencana mengirim kru ke Bulan pada 2025 dan astronaut ke Mars pada dekade berikutnya .
Penerbangan luar angkasa komersial menjadi rutinitas
Karena perjalanan ruang angkasa menjadi lebih umum, begitu pula kemungkinan seseorang meninggal di sepanjang jalan.
Lalu jika seseorang meninggal di luar angkasa, apa yang terjadi pada tubuhnya?
Kematian di Bulan dan Mars
Seorang ilmuwan pun mengungkapkan cara mencegah kematian tersebut dan penanganan yang dilakukan jika seseorang meninggal di luar angkasa.
Jika seseorang meninggal dalam misi orbit rendah Bumi seperti di Stasiun Luar Angkasa Internasional, kru dapat mengembalikan ke Bumi dalam kapsul dalam hitungan jam.
Baca juga: Niat Liburan ke Jogja, Bus Wisatawan dari Boyolali Malah Terbakar di Tengah Jalan, Apa Penyebabnya?
Jika itu terjadi di Bulan, para kru bisa pulang hanya dalam beberapa hari.
 Baca tanpa iklan
                           Baca tanpa iklan