Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Perjalanan Bus Jemaah Haji Gelombang Kedua dari Mekkah ke Madinah Bisa Dipantau Lewat GPS

Editor: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi suasana ibadah haji di Mekkah, Arab Saudi. PPIH bisa memantau perjalanan jemaah haji gelombang kedua dari Mekkah ke Madinah menggunakan Sistem Pemosisi Global atau GPS yang terpasang di bus.

Selama di Madinah, jamaah haji gelombang kedua akan melaksanakan salat Arba'in dan ziarah ke tempat-tempat bersejarah lainnya.

"Mereka ziarah di sekitar kota Madinah, baik ke Masjid Quba, Qiblatain, ziarah ke Makam Nabi Muhammad dan tempat-tempat lainnya, di samping juga salat 40 waktu di Masjid Nabawi," pungkas Zaenal.

Baca juga: Nasib Pilu Jemaah Haji yang Pamer Emas 180 Gram saat Pulang dari Tanah Suci

Tahun Depan Kuota Pendamping Haji Lansia Ditiadakan, Menag Sebut Bisa Ganggu Sistem Antrean

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengumumkan kebijakan baru jemaah haji untuk tahun depan.

Jika tahun ini jemaah haji lansia masih bisa ditemani oleh pendamping haji, tapi kebijakan tahun depan berbeda.

Mulai 2024, Menag menyebut kemungkinan ditiadakannya kuota pendamping haji.

Sehingga calon jemaah haji lansia yang masih bugar bisa berangkat ke tanah suci tanpa pendamping dengan alasan tertentu.

Dihapuskannya kuota pendamping haji ini lantaran disebut bisa mengganggu sistem antrean calon jemaah haji.

Apalagi dengan banyaknya jumlah kuota pendamping haji juga disebut bisa merugikan jemaah lainnya, terlebih jumlah lansia tidak sedikit.

"Kalau pendamping kita masukkan, antreannya pasti yang seharusnya berangkat dia akan tergeser karena diambil kuotanya oleh pendamping ini. Tentu kita tidak ingin itu terjadi. Kita inginnya supaya jamaah ini bisa berangkat beribadah dengan cara-cara yang berkeadilan. Adil dalam terjemahan kami ya seperti itu," kata Menag, Jumat (7/7/2023).

Ilustrasi jemaah mengelilingi Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. PPIH bisa memantau perjalanan jemaah haji gelombang kedua dari Mekkah ke Madinah menggunakan Sistem Pemosisi Global atau GPS yang terpasang di bus. (Flickr/Almas Baig)

Pria yang akrab disapa Gus Men ini juga menilai bahwa tidak semua lansia tidak istitha’ah.

Ada banyak jamaah berusia di atas 90 tahun yang masih segar bugar.

Artinya, ukuran kriterianya bukan lansia tapi istitha'ah kesehatan.

Hal ini juga akan didiskusikan dengan Komisi VIII DPR.

"Kemarin waktu bertemu DPR sebelum puncak haji, sudah saya sampaikan, bagaimana kalau kita berusaha mengubah peraturan agar istita’ah kesehatan ini dijadikan syarat. Sekarang ini kan prosesnya terbalik, kita lunas dulu baru cek kesehatan. Sehingga mau tidak mau kalau sudah lunas harus diberangkatkan," paparnya.

Halaman
123