Selama mengajar di KB ataupun TK, Rima mengaku tak pernah mendapat tunjangan.
Hal itu karena statusnya sebagai guru honorer, dan belum pernah mengikuti sertifikasi.
"Tunjangan belum ada, wong belum sertifikasi," kata dia.
Kendati gajinya pas-pasan, Rima memberanikan diri daftar haji pada tahun 2012.
Ia nekat mendaftar gaji karena mendapatkan dorongan dari suami yang lebih dahulu berangkat ke Tanah Suci.
Rima menuturkan, suaminya menunaikan ibadah haji tahun 2012 silam.
"Suaminya sudah (haji) tahun 2012, suami pulang terus saya suruh daftar," paparnya.
Keberhasilan Rima naik haji ini tak lepas dari kegigihannya dalam menabung.
Setiap saban panen, ia menyisihkan sejumlah uang untuk melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih).
"Ya, setiap panen sedikit-sedikit (ditabung). Suami saya itu petani, tani palawija," sebutnya.
Baca juga: Asrama Indramayu & Bandara Kertajati Siap Layani 8.968 Jemaah Haji 2023
Juru parkir nabung 38 tahun
Kisah inspiratif lainnya datang dari seorang juru parkir di Kota Solo yang menabung selama 38 tahun untuk bisa berangkat ke Tanah Suci.
Adapun juru parkir tersebut adalah seorang kakek berusia 69 tahun bernama Sri Suharto.
Sri Suharto merupakan warga biasa yang berasal dari Mangkubumen, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.
Tepat pada tahun ini, Sri Suharto dipastikan sudah terdaftar jadi satu di antara jamaah haji asal Indonesia.