TRIBUNTRAVEL.COM - Pada 21 Desember 1988, Pan Am Flight 103 lepas landas dari London menuju New York City.
Tiga puluh delapan menit kemudian pesawat tersebut meledak di atas Lockerbie, Skotlandia, menewaskan semua 259 orang di dalamnya serta 11 orang di darat.
Baca juga: Fakta di Balik Heboh Nelayan Lamongan Diduga Temukan Bangkai Pesawat Perang Dunia II
Baca juga: Petugas Bandara Maling Pesawat, Panik Terbang 5 Jam Nggak Tahu Cara Mendarat
Itu bukan kecelakaan tragis.
Seseorang telah menanam bom di dalamnya.
Baca juga: Liburan Sekolah, Cek Tiket Pesawat Murah Banyuwangi-Jakarta dari Super Air Jet hingga Lion Air
Baca juga: Pramugari Peringatkan Penumpang untuk Jangan Pernah Gunakan Bagian dari Kursi Pesawat Ini
Investigasi selanjutnya atas apa yang disebut pengeboman Lockerbie mengungkap konspirasi kompleks yang melibatkan agen intelijen Libya dan keinginan kuat untuk membalas dendam.
Meskipun tersangka dengan cepat diidentifikasi, pengeboman Pan Am Penerbangan 103 memiliki implikasi yang luas.
Hingga hari ini, tim Skotlandia dan Amerika terus menyelidiki kasus tersebut.
Malam Pengeboman Lockerbie
Pada 21 Desember 1988, Pan Am Penerbangan 103 lepas landas di London, Inggris, dengan 243 penumpang dan 16 awak di dalamnya sekitar pukul 18:30 Menuju Kota New York, Boeing 747 membawa banyak penumpang pulang untuk liburan, termasuk 35 siswa belajar di luar negeri dari Syracuse University.
Sementara itu, di Lockerbie, Skotlandia — sebuah kota kecil di selatan negara itu — kebanyakan orang mulai bermalam.
Bagi mereka, dan bagi pesawat yang melintas di atas kepala mereka, semuanya tampak baik-baik saja.
Namun baru 38 menit perjalanan Pan Am Penerbangan 103, sebuah ledakan mengguncang pesawat.
Berdasarkan Penjaga, bukti menunjukkan bahwa penumpang di dalamnya jatuh ke dalam kegelapan.
Kemudian, saat bagian depan badan pesawat mulai hancur, hidung pesawat robek.
Dilansir dari allthatsinteresting, beberapa tersedot ke dalam mesin.