Sempat dikelola sang adik
Sunarti menyebutkan bahwa Gudeg Permata sempat dikelola oleh sang adik tak lama setelah Bu Pujo meninggal dunia.
Namun hanya bertahan selama 3,5 tahun.
"Tahun 2001 terus diganti sama adik saya, sekitar tiga tahun setengah," ucap Sunarti.
Hal ini karena adik Sunarti juga memiliki warung gudeg bernama Gudeg Sagan.
Baca juga: Soto Sampah, Kuliner Malam di Jogja yang Nikmat dan Murah Meriah
Sunarti kemudian mulai mengelola Gudeg Permata sekitar tahun 2005, tepatnya sebelum musibah gempa Bantul.
"Karena sudah berjalan lancar terus ini suruh megang saya sampai sekarang. Saya megangnya sebelum gempa Bantul itu," kata Sunarti.
Sempat sepi pembeli
Gudeg Permata yang kini begitu populer ternyata dulu sempat sepi pembeli.
"Yo dulu enggak langsung ramai. Istilahnya kita cari pasaran itu prihatin dulu," kata Sunarti.
Menurut penuturan Sunarti, Gudeg Permata mulai ramai setelah pindah di tempat sekarang, ketika masih dikelola oleh Bu Pujo.
"Pokoknya mulai ramai itu pas sudah di sini ini, pas masih dipegang ibu itu sudah ramai," ungkap dia.
Saat ini, Sunarti telah menyesap manisnya usaha.
Gudeg Permata pun telah dikenal banyak orang, bahkan wisatawan dari luar Jogja sekalipun.
Harga terjangkau