Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Lebaran

Mengenal Malamang, Tradisi Lebaran di Sumatera Barat Memasak Ketan dalam Bambu

Penulis: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi lamang. Masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat menyambut Lebaran dengan tradisi malamang, yaitu memasak ketan dalam batang bambu.

Banyak masyarakat Minangkabau yang menyantap lamang dengan tambahan tapai.

Tapai merupakan makanan hasil fermentasi beras ketan hitam dengan ragi, dilaporkan Kompas.com.

Sajian lamang khas Sumatera Barat ini disebut lamang tapai.

Dalam penyajiannya, lamang tapai berupa lamang dan tapai yang diberi air gula aren.

Ilustrasi lamang tapai. (Instagram @wspramono)

Tidak hanya dengan tapai, lamang juga bisa disajikan dengan makanan pendamping lainnya yang bercita rasa manis.

Seperti cairan gula merah (kinca), durian, dan sarikaya.

Baca juga: 5 Sarapan Enak di Bukittinggi Sumatera Barat, Sajikan Rendang hingga Bubur Kampiun

Baca juga: Wajib Coba 4 Kuliner Malam di Payakumbuh saat Liburan ke Sumatera Barat

Tak cuma saat Lebaran

Tradisi malamang sebenarnya tak cuma dilakukan untuk menyambut Lebaran.

Malamang juga sering dilakukan untuk menyambut hari-hari besar Islam, seperti menjelang bulan Ramadhan, Idul Adha, peringatan Maulid Nabi, dan sebagainya.

Tradisi malamang juga selalu dilakukan saat ada acara adat seperti baralek (pesta pernikahan), peringatan hari kematian, dan lain-lain.

Di luar hari besar Islam dan acara adat, lamang dapat ditemukan di sejumlah penjual dengan harga yang cukup variatif.

Lamang biasa dijajakan per batang bambu yang telah dimasak sampai matang.

(TribunTravel.com/SA)