Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Lebaran

Mengenal Malamang, Tradisi Lebaran di Sumatera Barat Memasak Ketan dalam Bambu

Penulis: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi lamang. Masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat menyambut Lebaran dengan tradisi malamang, yaitu memasak ketan dalam batang bambu.

Syekh Burhanuddin kemudian memperkenalkan cara memasak yang bisa dipastikan tidak akan tercampur antara yang halal dan yang haram.

Masyarakat diminta memasak nasi dalam ruas talang (bambu) yang dilapisi dengan daun pisang pada dinding bambu.

Tujuannya agar beras yang dimasukkan ke dalam batang bambu tidak terkena serbuk yang melekat di dinding bambu.

Seiring berjalannya waktu, beras biasa diganti menjadi beras ketan atau dalam bahasa Minang disebut puluik yang lebih tahan lama.

Ada banyak hal yang dapat dilakukan ketika menjelajahi wisata Sumatera Barat, salah satunya menjajal kuliner khas Minangkabau yaitu Lamang Tapai. (TRIBUNPADANG.COM/RIMA KURNIATI)

Cara membuat lamang

Lamang terbuat dari beras ketan putih, namun tak sedikit juga yang membuatnya dari beras ketan merah.

Beras ketan yang akan diolah menjadi lamang haruslah dicuci bersih terlebih dahulu, kemudian direndam selama minimal satu jam.

Baca juga: Rekomendasi 6 Sate Padang Enak di Payakumbuh Sumatera Barat untuk Makan Malam

Saat beras ketan direndam, bambu yang akan dipakai dicuci bersih kemudian diberi alas daun pisang di bagian dalamnya.

Kemudian beras ketan yang sudah dibubuhi garam dan gula dimasukan ke dalam bambu, dilaporkan Wonderful Minangkabau.

Setelah itu ditambahkan santan kelapa, dan dibakar dengan api kecil di atas bara api hingga beras ketas matang sempurna.

Proses pembakaran lamang membutuhkan waktu sekira tiga jam sampai benar-benar matang.

Jadi makanan Lebaran

Karena dimasak menjelang Lebaran, lamang menjadi makanan Lebaran yang sering disajikan masyarakat Minangkabau.

Lamang yang sudah matang biasanya akan dikeluarkan dari batang bambu dengan cara membelah bambu tersebut.

Lamang kemudian dipotong-potong dan siap untuk disantap.

Halaman
123