Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ramadhan

Umat Muslim Akan Jalankan Puasa Ramadhan 2 Kali dalam Setahun pada 2030

Penulis: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang jemaah berdiri di depan Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu (2/4/2023). Umat Muslim di dunia akan menjalankan ibadah puasa Ramadhan sebanyak dua kali pada tahun 2030 mendatang.

TRIBUNTRAVEL.COM - Umat Muslim di dunia akan menjalankan ibadah puasa Ramadhan sebanyak dua kali pada tahun 2030 mendatang.

Hal ini diprediksi oleh para astronom.

Petugas Kemenag DKI Jakarta saat melakukan pemantauan hilal untuk menentukan 1 Ramadhan, beberapa waktu lalu. Tahun ini, Kementerian Agama RI akan menggelar sidang isbat penentuan awal puasa Ramadhan 1443 H pada Jumat 1 April 2022. (WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA)

Konon kabarnya bulan puasa akan jatuh dua kali pada 2023, dilaporkan Arab News.

Ramadhan pertama pada bulan Januari, lalu Ramadhan kedua di tahun yang sama akan berlangsung pada bulan Desember.

Baca juga: Bulan Ramadhan, Raja Salman Kirimkan 80 Ton Kurma dan 88.500 Mushaf Al Quran ke Indonesia

Mengapa bisa demikian?

Alasannya terletak pada perbedaan yang ada antara Kalender Hijriah yang didasarkan pada siklus bulan dan kalender Georgia yang menandai perjalanan Bumi mengelilingi Matahari.

LIHAT JUGA:

Fenomena ini terjadi kira-kira setiap 30 tahun karena kalender lunar 11 hari lebih pendek dari kalender Matahari.

Setahun penuh pada kalender Hijriah adalah 354 hari, bukan 365 hari yang ditandai pada kalender Gregorian.

Melansir dari artikel yang dipublikasikan Kompas.com pada 13 Mei 2021, dua kali bulan suci Ramadhan terjadi pada:

  • Tahun 1998 Ramadhan 1418 dan 1419
  • Tahun 1999 Ramadhan 1419 dan 1420
  • Tahun 2000 Ramadhan 1420 dan 1421

Kemudian peristiwa langka dua kali Ramadhan dan Idul Fitri akan terjadi lagi pada:

  • Tahun 2030 Ramadhan 1451 dan 1452
  • Tahun 2031 Ramadhan 1452 dan 1453
  • Tahun 2032 Ramadhan 1453 dan 1454

Baca juga: Tradisi Ramadhan di Solo Bagikan Bubur Samin, Diserbu Warga sampai Ludes 1.300 Porsi

Penjelasan BRIN

Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menjelaskan bahwa kalender masehi berbasis peredaran bumi mengelilingi Matahari, yakni 365,2422 hari.

Sementara itu, kalender hijriyah berbasis berbasis peredaran bulan mengelilingi Bumi, yakni 29,5306 hari yang jika dikali 12 bulan menjadi 354,3672 hari.

"Jadi, ada selisih sebesar 10,875 hari setiap tahun," ungkap Andi seperti dikutip TribunTravel dari Kompas.com, Minggu (2/4/2023).

Halaman
123