Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ramadhan

Kemeriahan Pasar Dugderan Semarang, Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadhan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasar Dugderan Semarang 2023.

Semarang punya tradisi unik dalam menyambut bulan Ramadan, yakni tradisi dugderan.

Tak hanya dilakukan oleh umat Muslim, tradisi ini dihadiri juga oleh seluruh masyarakat Semarang yang tidak beragama Islam.

Dugderan telah menjadi pesta rakyat yang dilaksanakan tepat sehari sebelum puasa Ramadan.

Tradisi ini dilakukan dengan menabuh beduk untuk menentukan ketetapan jatuhnya tanggal 1 Ramadan.

Istilah dugderan diambil dari bunyi suara tabuhan beduk "dug" yang diiringi dengan suara meriam atau mercon "der".

Perpaduan bunyi suara inilah yang akhirnya menjadi awal mula penamaan tradisi ini.

Selain bertujuan untuk mengingatkan masyarakat bahwa bulan Ramadan telah datang, dugderan juga menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi masyarakatnya.

Arak-arakan dengan membawa maskot "Warak Ngendok" ini telah menarik perhatian masyarakat untuk berkumpul dan menyaksikannya.

Awal mula tradisi dugderan sendiri berasal dari ide Bupati Kyai Raden Mas Tumenggung (KRMT) Purbaningrat.

Pada masa pemerintahannya, masyarakat Semarang terbagi menjadi beberapa kelompok.

Baca juga: Jadwal Kegiatan Ramadhan 2023 Masjid Agung Semarang, Mulai dari Ziarah Makam hingga Halal bi Halal

Kelompok tersebut di antaranya adalah pecinan (warga etnis China), pakojan (warga etnis Arab), Kampung Melayu (warga perantauan luar Pulau Jawa), dan Kampung Jawa.

Pengelompokkan ini dipicu oleh hasutan persaingan yang tidak sehat oleh kolonial Belanda saat itu.

Tak hanya itu, di antara umat Islam sendiri sering terdapat perbedaan pendapat mengenai penetapan awal puasa dan hari-hari besar Islam lainnya.

Nah, tradisi dugderan menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh Bupati KRMT Purbaningrat untuk memadukan perbedaan tersebut.

Dengan dukungan ulama setempat, tradisi ini menjadi media pemersatu warga Kota Semarang untuk berbaur, bertegur sapa, dan saling menghormati satu sama lain tanpa memandang perbedaan mereka.

(TribunTravel.com/KurniaHuda)

Baca artikel lainnya seputar dugderan di sini