Apa itu bubur samin?
Melansir TribunnewsWiki, bubur samin merupakan makanan khas masyarakat Banjar Kalimantan yang disajikan setiap bulan suci Ramadhan.
Bubur samin dibuat dengan beragam rempah-rempah, seperti kapulaga arab, daun adas, kayu manis, pala, ketumbar, jahe, kunyit, lengkuas, kemiri, dan minyak samin.
Bubur samin menjadi tradisi di setiap tahun di bulan Ramadhan, dan menjadi incaran bagi masyarakat luar kota ketika berada di Solo.
Kemunculan bubur samin di Kota Solo tidak dapat dilepaskan dari masyarakat pedagang permata asal Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Baca juga: Chef Arnold & Bobon Santoso Masak Besar di Kampung Ramadhan Solo, 1.000 Gulai Ayam Dibagikan Gratis
Masyarakat Banjar tercatat sudah sejak tahun 1890 merantau ke Kota Solo dan bermukim di Kampung Jayengan.
Kedatangan masyarakat Banjar di Solo tidak hanya berdagang saja, namun juga membawa tradisi mereka dari Kalimantan.
Satu di antaranya yakni membuat hidangan dengan bumbu khas masyarakat Banjar, yakni minyak samin yang menjadi bumbu untuk membuat bubur samin.
Pembagian bubur samin di Kota Solo tercetus dari para pengurus Masjid Darrusalam yang merupakan perantau asal Banjarmasin.
Mereka adalah Moh Arsyad, Moh Yusf, Moh Takim, Ali, Abu Bakar, dan H Matali.
Harus terus diaduk
TribunSolo.com berkesempatan melihat cara pembuatan dari Bubur Samin Banjar tersebut.
Sebuah panci berukuran besar yang berisikan air tampak sudah dipanasi sejak pukul 11.00 WIB.
Di bagian bawah panci, api terus berkobar dengan ditutupi seng sehingga panas semakin terkonsentrasi.
Racik-racik bubur ini baru dimulai sekira pukul 12.18 WIB, terpantau bumbu dimasukkan ke dalam panci.
Baca tanpa iklan