Ia menambahkan bahwa loket lost and found center beroperasi setiap hari hingga pukul 17.00 WIB.
Alya menceritakan kalau barang temuan di MRT Jakarta berasal dari berbagai pelaporan.
“Ada dari penumpang yang kehilangan langsung hingga penumpang atau petugas yang menemukan," ungkap Alya.
Biasanya barang tertinggal itu ada di area peron atau di dalam ratangga. Pernah juga di gerai retail stasiun,” imbuhnya.
Baca juga: PT MRT Jakarta Kembangkan Taman Kudus, Siap Jadi Ruang Transit Hijau
Ia menambahkan bahwa masa penyimpangan barang temuan tersebut hingga tiga bulan.
Apabila dalam tiga bulan tidak ada klaim terverifikasi, maka barang tersebut akan disumbangkan ke panti asuhan atau dimasukkan ke program CSR oleh departemen terkait di MRT Jakarta.
Alya juga menyampaikan bahwa penumpang yang merasa kehilangan barangnya di stasiun atau ratangga dapat melapor ke petugas di stasiun atau ratangga, menghubungi call center, atau mengirim pesan ke akun media sosial MRT Jakarta.
Sejak mulai dibuka 2019 lalu, Alya dan rekan satu timnya mencatat lebih dari enam ribu barang tertinggal di area stasiun dan ratangga.
Meskipun tidak menjadi tercantum dalam standar pelayanan minimum oleh pemerintah, sebagai salah satu operator metro pertama di Indonesia, menghadirkan sistem penanganan kehilangan yang baik ialah salah satu upaya PT MRT Jakarta berkomitmen menjadi operator metro berkelas dunia.
Baca juga: MRT Jakarta Resmi Ditetapkan Sebagai Objek Vital Nasional
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita MRT Jakarta, kunjungi laman ini.