Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Jelang Hari Raya Nyepi, Perajin Ogoh-ogoh Mini di Bali Kebanjiran Pesanan

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu peserta pawai ogoh-ogoh di Desa Tegallalang, Gianyar, Bali, Kamis (15/3/2019) malam. Perajin ogoh-ogoh mini di Bali banjir pesanan menjelang Hari Raya Nyepi.

Sejauh ini, ia sudah menghabiskan sebanyak 10 balok styrofoam.

Ogoh-ogoh mini yang telah selesai dibentuk akan dicat menggunakan cat tembok untuk dasarnya.

Bisnis yang ramai satu tahun sekali ini karena hanya akan ditemukan saat perayaan Nyepi, diakui Ayu mendatangkan omzet hingga puluhan juta.

"Omzet dalam sekali periode itu sampai puluhan juta," tutupnya.

Ayu mengerjakan ogoh-ogoh mininya di Jalan Kapten Agung, Denpasar, Bali. 

Melansir Kompas.com, ogoh-ogoh adalah boneka raksasa yang diarak keliling desa pada malam menjelang Hari Raya Nyepi

Perlombaan ogoh-ogoh di Pusat Kota Semarapura, Kamis (4/3/2016). (Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa)

Ogoh-ogoh menggambarkan kepribadian bhuta kala.

Dalam ajaran Hindu, bhuta kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (kala) yang tidak terukur dan terbantahkan.

Bhuta kala identik dengan kekuatan negatif yang memiliki sifat mengganggu kehidupan manusia.

Baca juga: Oleh-oleh Khas Bali yang Unik dan Tak Biasa, Bawa Seusai Nonton Pawai Ogoh-ogoh

Baca juga: Heboh Wisman Dilarang Naik Motor di Bali, Begini Tanggapan Sandiaga Uno

Bhuta kala yang diwujudkan dalam bentuk patung yang digambarkan sebagai sosok besar dan menakutkan.

Biasanya diwujudkan dalam raksasa.

Selain itu, ogoh-ogoh diwujudkan sebagai makhluk yang hidup di mayapada, surga, dan neraka.

Wujud ogoh-ogoh menyerupai naga, gajah, atau widyadari/bidadari.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Kisah Perajin Ogoh-ogoh Mini di Denpasar Bali, Kantongi Omzet Puluhan Juta Jelang Nyepi.