TRIBUNTRAVEL.COM - Selama lebih dari enam ratus tahun, Matsugaoka Tōkei-ji, di kota Kamakura di Prefektur Kanagawa, Jepang, telah menjadi tempat bagi wanita yang mencari perlindungan dari suami yang kasar.
Pada saat wanita tidak memiliki hak untuk menceraikan suaminya, wanita yang dilecehkan sering kali melarikan diri ke Matsugaoka Tōkei-ji.
Baca juga: Fakta Unik Cokelat Valentine di Jepang, Tak Harus Diberikan Pada Pasangan
Baca juga: Nagita Slavina Kirim Karyawan ke Jepang Cuma Buat Beli Karaage, Rasanya Beda dari Indonesia?
Setelah berada di kuil dan biara selama beberapa tahun, Tōkei-ji mengatur agar perceraian diberikan kepada mereka oleh suami mereka.
Pada masa inilah julukan populer untuk kuil tersebut mulai digunakan, yaitu Enkiri-dera ("Kuil Pemutusan Hubungan"), dan Kakekomi-dera ("Kuil tempat seseorang melarikan diri sebagai pengungsi").
Cek harga tiket masuk Jakarta-Tokyo di sini.
Cek hotel di Kamakura Jepang lengkap dengan tarif inapnya di sini.
Itu juga kadang-kadang disebut sebagai "Kuil Perceraian".
Dilansir dari amusingplanet, kuil ini didirikan pada tahun 1285 oleh Lady Horiuchi, istri Hōjō Tokimune, bupati kedelapan Keshogunan Kamakura, setelah kematian suaminya.
Lady Horiuchi lahir pada tahun 1252 dari klan Adachi yang kuat dan sekutu Hōjō.
Setelah ayahnya meninggal saat dia berumur satu tahun, Horiuchi diasuh oleh kakak laki-lakinya Adachi Yasumori, yang menggantikan Yoshikage sebagai kepala klan dan sebagai walinya.
Calon suami Horiuchi, Tokimune, lahir setahun sebelumnya dan dibesarkan di kediaman Adachi di Kamakura.
Kedua anak itu mungkin berkenalan sejak usia sangat muda.
Horiuchi menikah dengan Tokimune ketika dia berumur sembilan tahun dan dia berumur sepuluh tahun.
Setelah menikah, pasangan muda ini pindah bersama dari rumah tangga Adachi ke rumah Tokimune sendiri.
Hampir tujuh tahun kemudian, Tokimune menjadi wali shogun, dan secara de facto adalah orang paling berkuasa di negara itu.