Semua kasus perceraian selanjutnya ditangani oleh Pengadilan.
Setelah Restorasi Meiji, kuil tersebut tidak hanya kehilangan dukungan keuangannya tetapi juga kebijakan anti-Buddha pemerintah turut menyebabkan runtuhnya bekas kuil tersebut.
Kuil tetap menjadi biara khusus untuk wanita dan pria tidak diizinkan masuk sampai tahun 1902, ketika seorang pria menjabat sebagai kepala biara dan Tōkei-ji menjadi kuil cabang di bawah pengawasan Engaku-ji.
Seluruh kuil, dengan pengecualian menara lonceng, hancur pada tahun 1923 Gempa bumi besar Kantō, dan kuil secara bertahap dibangun kembali pada dekade berikutnya.
Ambar/TribunTravel