TRIBUNTRAVEL.COM - Tahun Baru Imlek identik dengan berbagai perayaan yang meriah setiap tahunnya.
Di Indonesia sendiri, masyarakat Tionghoa biasanya merayakan Tahun Baru Imlek dengan berbagai cara dan tradisi.
Seperti dengan menyiakan hidangan-hidangan khusus yang memang menjadi ciri khasnya dari momen Tahun Baru Imlek.
Berbicara soal sajian, rupanya ada satu hidangan khas Tahun Baru Imlek yang cukup menarik dan wajib tersaji di meja makan.
Baca juga: 50 Lebih Event Meriahkan Tahun Baru Imlek di Mal Jakarta, Simak Daftarnya
Apalagi kalau bukan ikan bandeng.
Bagi etnis Tionghoa di Indonesia, ikan bandeng tak lepas sebagaimana ikan lainnya yang kerap tersaji saat perayaan Tahun Baru Imlek, yang dipercaya sebagai sumber keberuntungan dan rezeki.
TONTON JUGA:
Namun mengapa bisa demikian? Yuk, simak ulasan berikut ini.
Filosofi Ikan
Dikutip dari Kompas.com, ikan rupanya tak sekadar sebagai makanan biasa.
Jika ditelisik lebih lanjut, konon ikan dalam bahasa Mandarin disebut sebagai yu atau yoo yang terdengar seperti arti kata surplus atau berlimpah.
Dari istilah itu kemudian mengandung harapan bahwa dengan memakan ikan seseorang akan mendapat kelimpahan rezeki berlimpah pada tahun berikutnya.
Maka wajar rasanya jika beberapa jenis ikan kerap kali jadi hidangan wajib saat momen Tahun Baru Imlek termasuk ikan bandeng.
Baca juga: 8 Tradisi Tahun Baru Imlek yang Dipercaya Bisa Bawa Keberuntungan Sepanjang Tahun
Mengapa Ikan Bandeng?
Kaitan antara Tahun Baru Imlek dengan sajian ikan bandeng rupanya tak lepas dari etnis Tionghoa di Jakarta.
Diwartakan oleh Kompas.com, keberadaan bandeng saat perayaan Imlek terkait dengan kemunculan pasar malam di Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Dewan Pakar Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) Azmi Abubakar.
Azmi Abubakar menjelaskan keberadaan pasar malam di Glodok rupanya sudah eksis sejak 1850.
Di pasar malam itu pula biasanya banyak penjaja yang menjual ikan bandeng segar.
Namun, lantaran punya cita rasa yang enak, sejak saat itu masyarakat etnis Tionghoa mulai menggemari ikan bandeng, terutama di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Maka lambat laut ikan bandeng kemudian menjadi satu di antara hidangan khas perayaan Tahun Baru Imlek hingga sekarang.
"Ini bentuk alkulturasi budaya. Bandeng disajikan kepada orang yang dituakan atau mertua sebagai tanda hormat. Di Imlek, bandeng wajib ada bagi orang Betawi Tionghoa sejak masa yang lampau," ujar Azmi Abubakar.
Baca juga: 4 Tradisi Perayaan Imlek yang Begitu Identik di Jawa Tengah, Ada Grebeg Sudiro hingga Tuk Panjang
Selain ikannya sendiri, ukuran bandeng yang dihidangkan untuk orang tua saat perayaan Tahun Baru Imlek juga punya makna mendalam.
Masyarakat Tionghoa meyakini kalau semakin besar ukuran ikan bandeng menandakan pula besarnya kasih sayang kepada orang tua.
Hal inilah yang menjadikan ikan bandeng selalu laris manis saat Tahun Baru Imlek, bahkan tak jarang harganya bisa naik saat momen itu.
"Makin besar bandeng, makin besar juga cintanya kepada orangtua atau mertua yang diberi. Makanya bandeng mahal, tapi berapa pun harganya dibayar," kata Azmi Abubakar.
Tak hanya ukuran, ikan bandeng sengaja dipilih sebagai sajian Tahun Baru Imlek juga karena saat hidup selalu bersama dengan kawanan sesama bandeng.
Maka dari itu, sajian ikan bandeng diartikan sebagai lambang ikatan persaudaraan yang kuat.
"Dihidangkan dan disantap bersama, tidak makan sendiri-sendiri," kata Azmi Abubakar.
Baca juga: 5 Makna Kue Keranjang, Camilan yang Selalu Hadir saat Tahun Baru Imlek
Lebih lanjut lagi, Azmi Abubakar menjelaskan bahwa ikan bandeng juga menjadi simbol kemakmuran dan keberuntungan.
Dimaknai demikian lantaran saat memakan ikan bandeng sendiri bak sedang menjalani kehidupan yang tak selalu mulus.
Sebagaimana diketahui, ikan bandeng memang memiliki duri halus yang cukup banyak, jadi perlu hati-hati dan ketelitian saat menyantapnya.
Dari cara makan itulah kemudian digambarkan sebagai fase kehidupan manusia yang kerap kali dihadapkan dengan berbagai rintangan.
"Dagingnya lembut dan nikmat, tetapi harus hati-hati banyak duri jika tertelan cukup menyakitkan. Ini seperti hidup, pasti ada halangan maupun rintangan dan kita diajarkan untuk mampu mengatasinya dengan baik," jelas Azmi.
Azmi Abubakar tak menampik bahwa tradisi sajian ikan bandeng dalam perayaan Imlek tidak begitu kental lagi setelah Tahun Baru Imlek sempat dilarang di Tanah Air.
Kini bahkan ada yang menggantinya dengan jenis ikan yang lain.
"Harusnya ikan bandeng karena ada maknanya, tapi saya dengar sudah ada yang diganti dengan ikan lain," kata azmi Abubakar.
Baca juga: Kenapa Ikan Jadi Kuliner Wajib saat Tahun Baru Imlek? Begini Alasannya
(TribunTravel/Zed)
Baca selengkapnya soal Tahu Baru Imlek di sini.