Ini sebenarnya tambahan modern, karena secara tradisional kue ini dihias dengan buah jeruk berbeda yang dikenal sebagai daidai .
Daidai dianggap menguntungkan karena arti kata tersebut dapat diterjemahkan menjadi “generasi demi generasi”, mewakili keinginan keluarga untuk garis keturunan yang panjang dan sejahtera.
Namun, karena buah daidai berukuran besar dan pahit, mikan yang lebih enak dan proporsional menjadi banyak digunakan, sambil tetap mempertahankan gagasan daidai tentang kesehatan dan umur panjang.
4. Mengapa disebut kagami-mochi atau “kue beras cermin”?
Kue beras Tahun Baru adalah barang meriah lainnya yang konon mengandung roh para dewa.
Bentuknya yang bundar merupakan penghormatan kepada satu benda tersuci di seluruh Jepang, cermin dewi matahari Amaterasu.
Menurut mitologi Jepang, bumi menjadi gelap saat Amaterasu mundur dari dunia dan bersembunyi di sebuah gua.
Dewi matahari akhirnya ditarik keluar dari gua dengan cermin, akhirnya membawa cahaya kembali ke dunia.
Dengan bentuknya yang bulat seperti cermin, Kagami mochi melambangkan pembaharuan cahaya dan energi yang hadir di awal tahun baru, dan mochi ini dipecahkan secara seremonial dengan palu atau dibuka dengan tangan (tidak pernah dengan pisau karena terlalu mirip dengan seppuku).
5. Mengapa sumpit pesta meruncing di kedua ujungnya?
Sumpit perayaan, yang dikenal sebagai iwaibashi , dibuat menggunakan kayu dari pohon willow, yang dianggap sakral sejak zaman kuno.
Ketebalan bagian tengah dikatakan mewakili kantong jerami penuh, yang menunjukkan hasil panen beras yang melimpah, sedangkan ujung yang meruncing menunjukkan bahwa sumpit dapat digunakan untuk makan dari kedua sisi.
Namun, saat menggunakan sumpit, hanya satu ujung yang boleh digunakan untuk makan karena ujung lainnya disediakan untuk dewa yang hadir di pesta itu.
6. Apa pentingnya minum sake berbumbu spesial?
Disajikan secara tradisional pada Hari Tahun Baru, sake spesial ini dikatakan dapat mengusir nasib buruk tahun lalu dan membantu kesehatan dan umur panjang di tahun baru.