"Kenapa Lurik Ganjar, awalnya Pak Ganjar beli lurik itu lewat online sekitar 13 potong, per potong 2 pcs," papar Lissa.
"Setelah sampai ke Bapak (Ganjar) dan dijahit jadi baju dan dipakai acara-acara penting Bapak untuk menemui tamu-tamu Bapak," imbuhnya.
Nah, dari situlah Lissa berpikir untuk mengubah brand Lurik Geretan menjadi Lurik Ganjar.
Ia memberanikan diri untuk meminta izin kepada Gubernur melalui direct message (DM).
"Waktu itu saya minta izin pakai nama Ganjar lewat DM Bapak. Pak Boleh ndak ya kain geretan yang bapak beli saya kasih nama Lurik Ganjar? Beliau langsung gercep balas, silakan dipakai Mbak, kalau untuk memajukan brand njenengan (Anda). Dari situ kita branding Lurik Ganjar ke semua medsos kita," jelasnya.
Baca juga: 5 Sate Kambing Enak di Klaten, Ada yang Penyajiannya Unik Pakai Hotplate
Dikenal sampai Malaysia
Re-branding kain lurik Geretan menjadi kain lurik Ganjar ternyata berbuah manis.
Lurik Ganjar kini semakin dikenal luas masyarakat.
Permintaan datang mulai dari dinas-dinas, kepala daerah, warga biasa di sejumlah daerah di Indonesia, bahkan sampai Malaysia.
"Iya sangat berpengaruh sekali. Semakin dikenal dan penjualannya laris. Mulai dari kepala dinas, Bupati, dekranasda. Ada juga umum dari Toraja, Sulawesi, Kalimantan hingga Malaysia," imbuh Lissa.
Bahkan, harga kain Lurik Ganjar yang awalnya hanya Rp 125 ribu per meter, naik menjadi Rp 200 ribu per meter.
"Tapi dengan kenaikan harga itu, kami juga tingkatkan kualitas. Karena selain barang, kami juga menjual kualitas," ucapnya.
Kain Lurik Ganjar menjadi andalan produk Lurik Rahmad.
Ia pun terus mengembangkan produk tersebut dari 13 motif menjadi 20 motif.
Di antaranya motif klasik, muria, bumi pertiwi, 4 dimensi, gerbong kemulyan, melodi, panorama, prambanan, borobudur.