Setidaknya terdapat tiga jenis tari Tortor yang ada dalam budaya Suku Batak.
Pertama yaitu Tortor Pangurason yang biasanya dilakukan saat ada pesta besar.
Tarian ini berfungsi sebagai permohonan dan pembersihan agar pesta bisa berjalan lancar.
Kemudian ada Tortor Sipitu Cawan yang biasanya dihelat saat acara pengangkatan atau penobatan raja Batak.
Dan yang terakhir yaitu Tari Tortor Tunggal Panaluan.
Tarian ini biasanya dilakukan saat ada sebuah desa yang terkena musibah.
Umumnya Tari Tortor Tunggal Panaluan dilakukan oleh para dukun agar bisa mendapat petunjuk untuk mengatasi masalah yang ada.
Baca juga: 5 Tempat Sarapan Enak di Nusa Dua, Lokasinya Dekat The Apurva Kempinski Tempat KTT G20
Baca juga: Simak Fasilitas Kamar The Apurva Kempinski, Hotel Mewah Venue KTT G20 di Bali
6. Ditentukan gerak tubuh
Tari Tortor memiliki beragam gerakan dengan nama yang berbeda-beda berdasarkan gerak tubuh.
Gerakan Pangurdot misalnya, menggunakan seluruh badan yang bertumpu pada telapak kaki dan tumit.
Kemudian Pangeal merupakan gerakan anggota tubuh dari pinggang hingga kepala, tetapi daya berat tubuh tetap disanggah pada tumpuan telapak kaki.
Gerakan Pandenggal ditunjukkan oleh seluruh anggota tubuh.
Biasanya gerakan gemulai ini terlihat pada gerakan lengan, telapak tangan, dan jari tangan.
Pada gerakan Siangkupna, biasanya leher yang harus seirama dengan gondang dan urdot.
Terakhir yaitu gerakan Hapunanna yang merupakan ekspresi yang ditampilkan dari penari. Bisa berupa ekspresi gembira, duka, atau suka cita.
(TribunTravel.com/Sinta)