Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

6 Fakta Unik Tari Tortor, Tarian Tradisional Batak yang Disuguhkan saat KTT G20

Penulis: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampilan tari Tortor dalam Spouse Program KTT G20 di Bali, Selasa (15/11/2022).

Konon, tari Tortor sudah ada sejak zaman purba.

Kendati demikian, hal tersebut masih diragukan karena tidak banyak bukti yang menguatkannya.

Sejumlah pakar menyebut tari Tortor sudah ada sekitar abad ke-13.

3. Dulunya jadi persembahan untuk para leluhur

Tari Tortor dulunya diwujudkan sebagai sebuah persembahan pada roh leluhur, dikutip dari Bobo.

Sifatnya sakral dan digunakan dalam upacara-upacara tertentu.

Kemudian pada saat agama Kristen masuk di wilayah Silindung, tari Tortor dikenal sebagai kesenian.

Sampai saat ini, tari Tortor menjadi bagian dari kebudayaan Batak.

Baca juga: Harga Tiket Masuk Pantai Tanjung Benoa, Spot Water Sport Seru Dekat Lokasi KTT G20 di Bali

4. Dipadukan dengan musik gondang

Tari Tortor biasanya dipadukan dengan musik gondang yang membuatnya semakin bermakna.

Secara fisik tortor merupakan tarian, seperti dikutip TribunTravel dari situs resmi Kualanamu Airport.

Namun makna yang lebih dari gerakan-gerakannya menunjukkan Tortor adalah sebuah media komunikasi, di mana melalui gerakan yang disajikan terjadi interaksi antara partisipan upacara.

Tari Tortor dan musik gondang ibarat koin yang tidak bisa dipisahkan.

Keduanya selalu disajikan secara bersamaan.

5. Terdapat tiga jenis tari Tortor

Fakta unik tari Tortor. (Flickr/Tjetjep Rustandi)
Halaman
123