Dengan aktivitas keseharian, yang secara sadar dilakoni hingga akhir hayat sebagai sebuah pengabdian sekala dan niskala.
Instalasi karya seni berikutnya adalah "Palemahan" yang merupakan instalasi karya seni dari seniman asal Gianyar, Raka Bernat.
Menggunakan media kayu, rotan, bambu, dan daun lontar, "Palemahan" tersebar di tiga titik area kedatangan internasional Bandar Udara Internasional Ngurah Rai.
Mengambil inspirasi dari Tri Hita Karana, karya ini berpusat pada Palemahan sebagai aspek terpenting dalam kehidupan dengan membawa pengunjung untuk menjumpai pemetaan 3D yang mengungkapkan dunia laut (Segara), tanah (Pertiwi), dan langit (Akasa).
Baca juga: Sandiaga Uno Gaet Pasar Turis Timur Tengah, Kenalkan Produk Ekraf Halal Indonesia di KTT G20
Melalui setiap segmen alam yang tertera, diceritakan kisah mitologi dari Barong Mina yang mencerminkan keajaiban abadi akan samudera yang luas, Bedawang Nala yang menyimbolkan unsur dasar dari bumi, dan Garuda yang menyediakan bimbingan dan perlindungan di atas langit.
Setiap cerita bertindak sebagai pengingat akan sifat tangguh dari dunia dan bagaimana dunia ini berkuasa untuk memelihara kehidupan dan makhluk-makhluk yang tinggal di dalamnya.
Selain karya-karya seni tersebut, juga ada instalasi karya seni dari Gus Ari berjudul 'The Tree of Life" atau pohon kehidupan yang merupakan sebuah metafora umum yang melambangkan keterkaitan seluruh makhluk hidup dalam semesta ini.
Metafora ini menjadi kerangka bagi pemikiran ekologis di mana seluruh wilayah, sistem, dan makhluk saling berhubungan dan tak terpisahkan.
Dengan menghargai ibu pertiwi dan bagaimana ia membentuk ekosistem yang mengelilingi manusia, pohon kehidupan juga merupakan paradigma yang provokatif untuk merenungkan kreativitas menyajikan ilmu pengetahuan kebijaksanaan leluhur, dan wawasan dalam diri seseorang.
Kemudian ada deretan instalasi karya seni lainnya seperti "Nawa Dewata" karya dari studio desain inovatif Atelier Seni, "Konstruksi Semesta" karya Made Wiguna Valasara, serta "Mataya Gate" karya Yoka Sara.
Khusus "Mataya Gate", instalasi karya seni ini ditempatkan di terminal keberangkatan internasional Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai.
Ditempatkan diantara ruang check in dan boarding room, Mataya Gate memiliki makna gerbang persembahan yang mengantarkan kepulangan pengunjung dengan selamat.
Selain instalasi karya seni di terminal kedatangan dan keberangkatan internasional Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, PT. Angkasa Pura I juga melakukan revitalisasi dan beautifikasi area lain.
Yakni General Aviation Terminal (GAT) dan Gedung VVIP Existing.
Disamping itu juga ada pembangunan terminal VVIP baru yang pengerjaannya dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).