2. Peuyeum
Meski sama-sama terbuat dari singkong, peyeum berbeda dengan tape singkong biasa.
Untuk peyeum, ragi yang digunakan untuk fermentasi dilumurkan ke seluruh permukaan singkong dua kali lebih banyak daripada ragi untuk pembuatan tape singkong biasa.
Selain itu secara tekstur, peuyeum juga lebih keras dibandingkan tape singkong biasa.
3. Tape ketan putih
Tape ketan putih juga melibatkan proses fermentasi dengan ragi.
Pembuatan tape ketan putih biasanya dilakukan dengan menggunakan besek, daun pisang, atau wadah kemasan plastik.
Tape ketan putih ini sering digunakan pada resep bolu tape, karena warnanya yang putih tidak akan mempengaruhi tampilan warna pada bolu.
Baca juga: Liburan ke Kebun Raya Indrokilo Boyolali, Punya Koleksi 6.000 Jenis Tanaman
Baca juga: Harga Tiket Masuk Oase Park, Tempat Wisata Baru di Boyolali Jawa Tengah Bertabur Spot Instagenic
4. Tape ketan hijau
Tape ketan hijau juga sama-sama dibuat dari beras ketan putih.
Hanya saja diberi pewarna hijau yang berasal dari daun suji dan daun pandan.
Berbeda dengan tape ketan putih yang banyak dijumpai pada minuman tradisional, tape ketan hijau ini lebih banyak dijumpai pada aneka jajanan tradisional.
Belakangan ini tape ketan hijau banyak dijumpai pada campuran puding karena selain cita rasanya yang khas, warnanya juga sangat cantik.
5. Tape ketan hitam
Tape ketan hitam yang merupakan satu jenis tape yang menggunakan beras ketan hitam.
Tape ketan hitam sering dijumpai pada campuran brownies, kue mangkok, atau jenis cake lainnya.
Dengan menambahkan tape ketan hitam pada campuran adonan cake, maka cita rasanya akan unik dan teksturnya juga lebih padat.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Sekampung di Boyolali Juragan Tape : Turun Temurun, Setiap Orang Habiskan 150 Kg Singkong Per Hari.