Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fakta Unik Sekaten, Warisan Budaya Kota Solo yang Bertabur Tradisi Sejarah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang tradisional pagelaran Sekaten 2016 menempati Jalan Paku Buwono, Senin (28/11/2016) siang.

TRIBUNTRAVEL.COM - Setelah 2 tahun vakum, Sekaten akhirnya kembali digelar.

Sekaten merupakan salah satu aset budaya yang masih terus dirayakan dan dilestarikan oleh masyarakat Solo.

Wahana hiburan di Sekaten Solo. (TribunSolo.com/ Ahmad Syarifudin)

Perayaan Sekaten digelar oleh Keraton Surakarta tiap bulan Rabiul Awal, tepatnya pada tanggal 6 hingga 12 untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Hingga kini, Keraton Surakarta masih melaksanakan prosesi lengkap untuk tradisi Sekaten.

Baca juga: Peran Pura Mangkunegaran Solo Sebagai Pusat Kesenian Jawa, Sukses Lestarikan Karya Raden Mas Said

Lantas, ada prosesi apa saja ya?

Melansir akun Instagram @pemko_tsolo, Jumat (23/9/2022), sebelum melaksanakan upacara adat termasuk Sekaten, Keraton Surakarta akan melangsungkan wilujengan atau slametan.

Setelah itu, Keraton Surakarta menggelar prosesi Miyos Gongso.

Miyos Gongso ialah proses di mana gamelan yang disimpan di dalam Keraton Surakarta akan di bawa ke halaman Masjid Agung untuk dibunyikan selama 7 hari 7 malam.

Proses terakhir yang juga merupakan puncak acara adalah grebeg maulid atau gunungan.

Gunungan yang berisi hasil bumi ini di kirab dari Keraton Surakarta menuju halaman Masjid Agung.

Setibanya di Masjid Agung, gunungan akan didoakan dan diperebutkan oleh masyarakat.

Selain itu, pihak Keraton Surakarta juga menggelar pasar rakyat selama 1 bulan penuh untuk memeriahkan peryaan Sekaten.

Baca juga: Menilik Monumen Pers Nasional, Bangunan Ikonik di Kota Solo yang Penuh Sejarah

Dalam pasar rakyat ini masyarakat bisa menikmati berbagai keseruan yang ditawarkan.

Satu di antaranya aneka wahana permainan yang menjadi favorit, seperti ombak banyu, tong setan, kincir angin, kora-kora dan masih banyak lagi.

Masyarakat juga bisa memanfaatkan pasar rakyat untuk berburu kuliner.

Halaman
1234