Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Segarnya Es Campur Koh Acia, Es Khas Kalimantan yang Legendaris di Mangga Besar Jakarta Pusat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satu porsi es campur Koh Acia sejak tahun 1980 di Mangga Besar, Jakarta Pusat pada Selasa (2/8/2022).

TRIBUNTRAVEL.COM - Hawa siang yang panas dan gerah di Jakarta Utara paling enak didinginkan dengan mencicipi es campur.

Di Jakarta Utara ada satu kedai es campur yang cukup legendaris.

Baca juga: 15 Warung Makan di Jakarta Utara Buat Makan Siang, Suka Soto Betawi, Mi Ayam atau Bakso?

 

Pemilik kedai es campur Koh Acia, Suyanto, sedang meracik es campur pesanan pembeli di Jalan Dwiwarna, Mangga Besar, Jakarta Pusat pada Selasa (2/8/2022). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Baca juga: 5 Warung Soto Betawi di Jakarta Utara untuk Makan Siang, Kuahnya Gurih dengan Isian Melimpah

Es campur di Jakarta Utara ini khas Kalimantan.

Namanya Kedai es campur Koh Acia.

Berada di bawah pohon rindang pinggir jalan, Koh Acia menjajakan dagangannya di sebuah lokasi sementara Jalan N Dwiwarna Raya, sebelah Sekolah Santo Yoseph, Mangga Besar, Jakarta Pusat.

Baca juga: 5 Warung Mi Ayam di Jakarta Utara Buat Makan Siang, Mie Ayam Bakso Pak Joko Porsinya Banyak

Baca juga: 5 Warung Nasi Campur di Jakarta Utara untuk Sarapan, Porsinya Banyak dengan Toping Melimpah

Bila melintas di jalan Dwiwarna Raya menuju Jalan Mangga Besar Raya, papan nama Es Campur Koh Acia sudah terlihat jelas.

Tengok saja ke bagian loksem di tepi jalan. Papan nama itu terpasang di sebuah pohon rindang.

Kedai Koh Acia terlihat sederhana saja layaknya sebuah warung makan. Suasananya juga terasa adem dan bersih.

Namun, di sini hanya menjajakan minuman dengan banyak varian menu.

Sekitar pukul 16.00 WIB, pada Selasa (2/8/2022), tangan Suyanto (68) sedang sibuk mencomoti berbagai isian es campur pesanan pembeli di atas meja besar.

Di atas meja itu, terdapat berbagai wadah berisi isian untuk meracik es campur.

Ada belasan jenis isian yang diletakkan di meja seperti warung nasi uduk yang aneka lauknya dijembreng agar pembeli tinggal tunjuk.

Namun, bedanya, pembeli tak bisa main sembarang pilih isian lantaran sudah ditentukan sendiri oleh Suyanto sesuai menu yang dipesan.

Begitu selesai diracik, Suyanto selalu menyerahkan tugas membungkus atau menghidangkan ke meja pembeli kepada satu pelayannya.

Di luar kepala ia mengambil isian tanpa ditakar.

Halaman
123