Bantuan asing yang telah lama menjadi andalan Afghanistan berhenti sejak Taliban mulai berkuasa.
Pemerintah menerapkan sanksi, menghentikan transfer bank, dan melumpuhkan perdagangan, menolak untuk mengakui pemerintah Taliban.
Pemerintahan Joe Biden juga membekukan 7 miliar dolar AS cadangan mata uang asing Afghanistan yang disimpan di AS.
Sekitar setengah dari 39 juta penduduk Afghanistan menghadapi tingkat kerawanan pangan yang mengancam jiwa.
Bahkan, sebagian besar pegawai negeri, termasuk dokter, perawat dan guru, tidak dibayar selama berbulan-bulan.
Baca juga: Sejumlah Maskapai Mulai Menangguhkan Penerbangan ke Sri Lanka, Buntut Krisis yang Terjadi
2. Argentina
Sekitar empat dari 10 orang Argentina jatuh miskin dan bank sentralnya kehabisan cadangan devisa karena mata uangnya melemah.
Inflasi diperkirakan akan melebihi 70 persen tahun ini.
Jutaan orang Argentina bertahan hidup sebagian besar berkat dapur umum dan program kesejahteraan negara, banyak di antaranya disalurkan melalui gerakan sosial yang kuat secara politik terkait dengan partai yang berkuasa.
3. Mesir
Mesir menjadi salah satu negara yang terancam bangkrut layaknya Sri Lanka.
Tingkat inflasi Mesir melonjak hingga hampir 15 persen pada April 2022, sehingga menyebabkan kemiskinan terutama bagi hampir sepertiga dari 103 juta penduduknya yang hidup dalam kemiskinan.
Padahal sebelumnya, mereka telah menderita akibat program reformasi ambisius yang mencakup langkah-langkah penghematan seperti mengambangkan mata uang nasional dan pemotongan subsidi untuk bahan bakar, air, dan listrik.
Di sisi lain, bank sentral menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi dan mendevaluasi mata uang.
Namun hal tersebut justru menambah kesulitan dalam membayar hutang luar negeri Mesir yang cukup besar.