Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kisah Eks Pramugari yang Jadi Mualaf setelah Antar Jemaah Umrah ke Arab Saudi

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pramugari asal Malaysia bertugas di pesawat.

Saat berada di Tanah Suci, Nur Elisha mengaku sangat damai.

"Saat sampai di lokasi, saya merasa tenang dan entah kenapa pikiran dan hati saya terasa kosong," kata Nur Elisha.

Jemaah umrah mengelilingi Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi pada 17 Juli 2021. (FAYEZ NURELDINE/AFP)

Seiring waktu berjalan, sang ibu cukup memperhatikan Nur Elisha dan bertanya mengenai teman-teman dan pacar putrinya.

"Ibu saya tanya mengapa saya tidak pernah memperkenalkan teman atau pacar. Bahkan ibu saya pernah berpikir bahwa pacar saya adalah seorang Muslim," ucap Nur Elisha.

"Jadi saya bilang kepada ibu saya untuk tidak khawatir karena mereka semua hanya berteman, sampai saya bertemu dengan seorang pria yang sekarang menjadi suami saya," tambahnya.

Pria tersebut ternyata ingin segera memperistri Nur Elisha.

Namun Nur Elisha bingung memberitahukan hal tersebut kepada orangtuanya.

Baca juga: Kenapa Pramugari Selalu Berjalan di Lorong Kabin sebelum Pesawat Lepas Landas?

"Dia bilang tidak ingin berteman lama dan ingin segera memperistri saya, saya khawatir dan tidak tahu cara terbaik menginformasikan hubungan kami kepada orangtua," papar Nur Elisha.

Nur Elisha akhirnya mengenalkan pria tersebut kepada ibunya.

Ia juga telah bertemu dengan orangtua sang kekasih dan diperlakukan dengan sangat baik.

Nur Elisha Zulaikha dan suami (Instagram/elyszulaikha)

Nur Elisha kemudian mulai memberanikan diri untuk memberitahu orangtuanya mengenai keinginan memeluk agama Islam.

Ia meyakinkan mereka bahwa keputusan menjadi mualaf terjadi setelah mendapat beberapa hidayah.

Pramugari itu juga berjanji tak akan memutus hubungan keluarga meski berbeda keyakinan.

"Ibuku terus bertanya apakah saya benar-benar ingin memeluk Islam. Suaranya terisak saat itu. Untuk menenangkan ibu, saya menyatakan bahwa hubungan keluarga tidak akan terputus hanya karena agama berubah. Saya katakan tidak akan ada yang berubah kecuali tata cara salat dan larangan makan," jelas Nur Elisha.

"Saya membujuk ibu saya dan mengatakan kepadanya bahwa saya masih bisa meneleponnya, kembali dan tidur dengannya seperti biasa," sambungnya.

Halaman
123