TRIBUNTRAVEL.COM - Pulau paling terkontaminasi nuklir di dunia, Bikini Atoll hingga saat ini masih tidak berpenghuni setelah lebih dari 70 tahun ditinggalkan penduduknya.
Pulau ini ditinggalkan setelah digunakan untuk uji coba nuklir oleh militer Amerika Serikat.
Penduduk Bikini Atoll di Samudra Pasifik dipindahan pada tahun 1946, sehingga militer Amerika Serikat dapat melakukan uji coba nuklirnya.
Uji coba nuklir di Bikini Atoll oleh Amerika Serikat berlangsung hingga tahun 1958.
Sekitar 167 penduduk Bikini Atoll diberitahu uji coba nuklir itu sangat penting untuk mencegah perang di masa depan.
Uji coba nuklir di Bikini Atoll dilakukan satu tahun setelah serangan nuklir yang menghancurkan Hiroshima dan Nagisaki.
Bikini Atoll dipilih sebagai lokasi uji coba karena berada di bawah kendali Amerika Serikat dan berada dalam jarak 1.000 mil dari pangkalan, sehingga bisa digunakan oleh pesawat pengebom.
Dikuti dari laman UNILAD, Selasa (5/7/2022), secara keseluruhan, ada , 23 senjata nuklir diluncurkan, melintasi area termasuk karang bawah laut, di udara dan di bawah air.
Baca juga: Tak Boleh Dikunjungi, Lokasi Pulau Nuklir Misterius di Samudera Pasifik Disensor Google Maps
Di antara tes itu adalah bom termonuklir yang diledakkan pada 1 Maret 1954, di mana para ilmuwan salah menghitung 15 megaton TNT - dan malah memperkirakannya sekitar 4 hingga 8 megaton TNT.
Nuklir yang diuji coba di Bikini Atoll 1.000 kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagisaki.
Sebelum tes dilakukan, penduduk pulau awalnya diberitahu mereka bisa kembali ke pulau itu di masa depan.
Hingga pada tahun 1970-an beberapa keluarga kembali, tetapi tes mengungkapkan mereka mengembangkan tingkat strontium-90 dan cesium-137 yang berbahaya.
AKhirnya, sebagian besar penduduk dipindahkan secara permanen sejauh 450 mil ke pulau Kili, sementara beberapa yang lain ke Amerika Serikat.
Ivana Nikolic Hughes, dosen senior kimia di Universitas Columbia dan Direktur Pusat Proyek K-1 untuk Studi Nuklir mengatakan kepada Metro, "Mungkin temuan paling kuat dari penelitian kami adalah Pulau Bikini harus dibersihkan jika orang ingin hidup di sana lagi.
Baca juga: 5 Fakta Unik Bencana Nuklir Chernobyl Ukraina, Sempat jadi Tujuan Wisata Horror di Dunia
"Ini didasarkan pada tingkat Cesium-137 dalam makanan, radiasi gamma, dan keberadaan berbagai isotop di tanah dan sedimen laut."