"Siti Nurhafizzah (pramugari) sangat membantu menghibur ibu sepanjang perjalanan," lanjut dia.
Di sisi lain, Chief Executive Officer Kapten Sabirin bin Haji Abdul Hamid mengatakan, "Awak kabin kami sangat terlatih untuk menangani berbagai skenario yang mungkin terjadi selama penerbangan."
Ia melanjutkan, dirinya sangat bangga karena kru pesawatnya dapat menangani pengalaman yang tidak biasa.
"Kami juga sangat beruntung memiliki Dr Mulfi Ibrahim Alkhinjar dalam penerbangan, yang tanpa pamrih meminjamkan keahliannya untuk membantu persalinan bayi," kata dia.
Baca juga: Kronologi dan Jenis Pesawat Susi Air Kecelakaan di Papua, Bisa Menjangkau Daerah Terpencil
"Kami senang untuk berbagi bahwa baik Ibu Josoy dan putranya yang baru lahir berada di tangan yang aman, dan kami berharap mereka cepat pulih," tutupnya.
Untuk diketahui, kebijakan Royal Brunei Airlines terhadap penumpang hamil dengan usia kehamilan 28-36 minggu memerlukan surat izin terbang dari dokter yang berlaku selama satu minggu sejak tanggal penerbangan.
(TribunTravel.com/Sinta)
Baca juga: Curhatan Penumpang Penderita Diabetes Ditinggal Pesawat, Terpaksa Tidur Semalam di Bandara
Baca juga: Pakar Penerbangan Inggris Mengaku Tahu Lokasi Hilangnya Pesawat MH370