TRIBUNTRAVEL.COM - Warga Sri Lanka ramai-ramai membuat paspor setelah negaranya dilanda krisis ekonomi.
Seorang warga bernama Leonora, terlihat berada di tengah antrean panjang di luar gedung Departemen Imigrasi dan Emigrasi Sri Lanka.
Ia datang selama dua hari, berharap mendapat paspor untuk pergi ke luar negeri.
Hal ini dilakukan Leonora ketika negara dilanda krisis ekonomi yang cukup parah.
Dikutip TribunTravel dari laman Asia One, Kamis (16/6/2022), karyawan garmen berusia 33 tahun itu memutuskan melamar pekerjaan sebagai pembantu di Kuwait.
Suaminya telah berhenti bekerja sebagai juru masak di restoran kecil.
"Suamiku kehilangan pekerjaan karena tidak ada gas dan biaya bahan makanan mmeroket. Sangat sulit mencari pekerjaan dan gajinya sangat rendah," kata Leonora.
Biasanya Leonora berpenghasilan 2.500 rupee Sri Lanka atau sekitar Rp 60 ribu sehari.
Ia memiliki seorang suami dan dua anak.
Baca juga: Swaraya Festival 2022 Hadirkan Promo Tiket Spesial, Cek Harganya Yuk
Baca juga: Penggemar K-Pop Bersiap! SEVENTEEN Bakal Gelar Konser di Jakarta Pada September 2022
Minggu lalu, ia membawa baju ganti dan payung menuju Kota Nuwara Eliya, sekitra 170 Kilometer dari ibu kota Kolombo untuk menyerahkan surat-surat syarat pembuatan paspor pertamanya.
Dalam antrean membuat paspor, Leonora bergabung dan buruh, petani, pegawai negeri, ibu rumah tangga dan lainnya.
Beberapa di antaranya bahkan ada yang berkemah semalaman.
Mereka ingin membuat paspor untuk melarikan diri dari krisis keuangan terburuk dalam sejarah Sri Lanka.
Dalam lima bulan pertama di tahun 2022, Sri Lanka telah mengeluarkan 288.645 paspor.
Jumlah ini melonjak drastis dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu 91.331 paspor, menurut data pemerintah.