Perilaku pengunjung Candi Borobudur yang mengistimewakan arca Buddha di arupadathu tersebut pernah disinggung oleh seorang arkeolog Belanda.
August Johan Bernet Kempers (1906-1992) dalam bukunya Ageless Borobudur.
Tidak diketahui secara pasti mengapa yang harus disentuh adalah jari manis dan tumit.
Diduga ini juga merupakan sebuah permainan akal-akalan agar para pengunjung tidak dengan mudah berhasil melakukannya.
Sehingga kemungkinan kecil atau sedikit orang yang akan berhasil.
Baca juga: 5 Alasan Candi Borobudur Ditetapkan Sebagai Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO
Baca juga: Tiket Rp 750 Ribu Khusus Naik ke Bangunan Candi Borobudur, Dapat Alas Kaki & Guide Profesional
Candi Borobudur merupakan peninggalan Dinasti Syailendra.
Candi ini dibangun sekitar abad ke-8 dan ke-9 Masehi.
UNESCO menetapkan Candi Borobudur sebagai situs warisan dunia karena bangunan candi yang sangat unik dengan arsitektur yang luar biasa.
Selain itu, tiap bangunan di Borobudur, semuanya memiliki karakteristik dan makna tersendiri.
Dilansir dari situs National Geographic, alasan lain UNESCO menetapkan Borobudur sebagai situs warisan dunia,
karena Candi Borobudur merupakan monumen Buddha terbesar di dunia.
Borobudur juga dikenal memiliki nilai pendidikan serta keagamaan yang tinggi, khususnya Buddha Mahayana.
Sehingga Candi Borobudur dapat dijadikan media atau sarana belajar serta menjalankan ibadah agama Buddha. (*)
Baca juga: 7 Fakta Unik Candi Borobudur yang Tiket Masuknya Disebut Akan Naik Jadi Rp 750.000, Benarkah?
Baca juga: Panduan Rute ke Candi Borobudur dari Jogja, Bisa Naik Transportasi Umum atau Kendaraan Pribadi
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Asal-usul Mitos Kunto Bimo Bisa Dapat Keberuntungan Seusai Sentuh Arca di Stupa Candi Borobudur
Baca tanpa iklan