Namun, semuanya berubah ketika insiden 2 pesawat hancur di udara pada tahun 1954, menewaskan 56 penumpang.
Insiden tersebut memicu penyelidikan lebih lanjut, dengan penyebab ditemukan karean jendela berbentuk persegi.
Secara khusus, masing-masing sisi persegi menerima terlalu banyak tekanan, menyebabkan keretakan dan menghancurkan pesawat.
Sedangkan empat sudut persegi mengambil hingga 70% dari tekanan, menyebabkan mereka berantakan ketika digunakan secara berulang.
Untuk mencegah lebih banyak insiden seperti itu, desainer bergerak mencari bentuk baru untuk menahan tekanan, dan mengarah ke bentuk jendela melingkar yang digunakan hingga kini.
Bukan hanya bentuk yang digunakan para insinyur untuk memastikan bahwa jendela tetap kokoh selama penerbangan, melainkan juga lapisan perlindungan.
Jika diperhatikan, jendela pesawat terbuat dari tiga lapisan akrilik.
Lapisan paling luar adalah yang paling tebal dan mengambil semua tekanan dari luar, sedangkan yang di tengah juga tebal dan memiliki lubang kecil yang digunakan untuk menyamakan tekanan dan melindungi panel bagian dalam.
Saat ini, insiden yang melibatkan jendela pesawat memang sangat jarang terjadi.
Meski begitu, jendela tetap menjadi bagian penting dari pemeriksaan keamanan.
Tonton juga:
Baca juga: Viral Influencer Curhat Pengalaman Terbang Sebagai Perempuan Plus Size, Videonya Tuai Pro Kontra
Baca juga: Tak Profesional, 7 Pilot Maskapai Ini Ketahuan Bahas Gaji di Saluran Darurat Pesawat
(TribunTravel.com/Ratna)
Baca selengkapnya seputar pesawat listrik terbesar di dunia, di sini.