Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pasangan Ini Mengklaim Ryanair Kirim Mereka ke Negara yang Salah, Bukan Kopenhagen Malah ke Paris

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat Ryanair

Simon, yang menjalankan Robot Food yang berbasis di Leeds, mengatakan dia menunggu lebih dari dua jam untuk melewati keamanan.

“Antrian untuk keamanan sangat besar dan kami semua berdesakan seperti ternak,” katanya.

“Sepertinya kami akan ketinggalan pesawat.

“Segera setelah kami tiba di sana, saya berkata 'kita seharusnya naik kereta ke Edinburgh saja'.

“Ketika kami melewati keamanan, kami ke bandara dan ada panggilan terakhir ke Kopenhagen.

“Sudah lewat dari jam keberangkatan jadi kita tinggal melangkahkan kaki saja ke pintu gerbang.

Kami tiba di sana dan tiga staf Ryanair bertanya apakah kami ada di sana untuk Kopenhagen.

Emma dan Simon menunjukkan paspor dan boarding pass mereka kepada staf dan diantar menuruni beberapa anak tangga.

“Ada rantai penghubung plastik merah langsung ke depan dan ke kanan, jadi kami berbelok ke kiri dan ke pesawat yang ada di sana,” lanjutnya.

“Kami naik dan hanya ada sekitar enam penumpang lain, yang tidak mengejutkan karena begitu banyak orang yang ketinggalan penerbangan.

“Saya memang menunjukkan kepada pramugari boarding pass saya dan dia berkata, 'oh, jangan khawatir tentang itu'.

“Nomor kursi kami gratis jadi kami duduk.

“Kami mendarat dalam waktu kurang dari yang kami harapkan dan saat kami berjalan ke bandara saya pikir saya tidak mengenalinya karena saya pergi ke Kopenhagen cukup sering.

"Kami disambut di pemeriksaan paspor dengan 'Bonjour' dan menjadi jelas bahwa kami berada di Prancis."

Emma dan Simon telah mendarat di Beauvais, sebuah kota sekitar satu jam di luar Paris.

Halaman
1234