TRIBUNTRAVEL.COM - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X telah meresmikan Teras Malioboro sebagai lokasi baru para PKL Malioboro.
Peresmian dilakukan pada Rabu (26/1/2022), di mana ribuan PKL akan dipindahkan untuk berjualan di Teras Malioboro.
Ada sekira 2000 PKL yang akan dipindahkan di Teras Malioboro dan menempati lapak baru.
Ada dua lokasi yang bisa ditempati meliputi Teras Malioboro Satu dan Teras Malioboro Dua.
Lokasi Teras Malioboro sendiri berada di dua titik yaitu di eks lahan Bioskop Indra yang tak jauh dari Pasar Beringharjo dan bekas Kantor Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), di mana keduanya masih berada di kawasan Jalan Malioboro.
Baca juga: Menikmati Suasana Jogja Sambil Menyantap Sate Madura di Malioboro, Harga Seporsi Cuma Rp 15 Ribu
Bangunan Teras Malioboro sudah tuntas dibangun dan diklaim siap menampung PKL Malioboro yang sebelumnya membuka lapak di sepanjang Jalan Malioboro.
Sebelum peresmian, Sri Sultan HB X sempat menggelar wilujengan atau syukuran bersama dengan perwakilan PKL Malioboro dan sejumlah pejabat Forkompimda.
"Saya ingin supaya teman-teman PKL itu pindah di sini dengan pemahaman yang sama, bukan karena fasilitas yang ada di sini sebagai motivasi. Tapi upaya bersama untuk berdagang, tumbuh, dan berkembang," ujar Sri Sultan HB X kepada awak media seusai peresmian Teras Malioboro.
Lebih jauh, Sri Sultan HB X juga akan melakukan upaya pengawasan guna mencegah kemunculan pedagang-pedagang baru yang berjualan di selasar Malioboro.
Pemilik toko juga dilarang memanfaatkan lorong pertokoan untuk berjualan. Sebab, lokasi itu merupakan ruang publik yang digunakan sebagai trotoar bagi pejalan kaki.
"Tidak boleh lagi ada PKL yang jualan di sepanjang Malioboro. Kalau boleh, nanti kasihan yang pindah," beber Sultan.
Upaya penataan ini diharapkan dapat memuluskan upaya Pemda DIY untuk menjadikan Sumbu Filosofis sebagai warisan budaya dunia versi UNESCO.
"Bulan Juni tim UNESCO akan datang melakukan verifikasi," terang Sultan.
Pemda DIY juga akan segera mendirikan kantor UPT Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta di sisi selatan Teras Malioboro.
Langkah ini diharapkan dapat mempermudah komunikasi antara pemerintah dan pedagang.