Oeleh sebab itu pada momen ini biasanya akan ada semacam gelaran acara besar dengan menampilkan naga dan barongsai, yang dihiasi ratusan cahaya dari lampion dan kemeriahan lainnya.
Dari keyakinan itu, perayaan Cap Go Meh ditujukan sebagai bentuk penghormatan kepada Goan Thian Koan yang dipercaya dapat membawa pengampunan bagi dosa-dosa manusia di bumi.
Baca juga: Perayaan Imlek Sebentar Lagi, Gubernur Kalimantan Barat Izinkan Kegiatan Keagamaan di Singkawang
Baca juga: 4 Wisata Budaya di Singkawang untuk Liburan Tahun Baru Imlek, Intip Uniknya Rumah Keluarga Tjhia
Festival Cap Go Meh di Singkawang
Kemeriahan Cap Go Meh di Singkawang merupakan acara keagaaman dan budaya terbesar di Asia Tenggara.
Sehingga tak heran jika, festival Cap Go Meh di Singkawang menjadi agenda pariwisata yang cukup diperhitungkan di Indonesia.
Biasanya akan ada banyak wisatawan berbondong-bondong ke Singkawang baik dari dalam mau luar negeri hanya untuk melihat kemeriahan Festival Cap Go Meh di kota ini.
Belum ada catatan sejarah lengkap yang menuliskan kapan pastinya Festival Cap Go Meh pertama kali diadakan di Singkawang.
Melansir laman Capgomehsingkawang, Selasa (25/1/2022), hal ini lantaran pada masa orde baru warga Singkawang tidak banyak mendokumentasikan gelaran acara lantaran sentimen politik pada masa itu.
Baca juga: Itinerary Liburan Tahun Baru Imlek 2022 di Singkawang, Jelajahi Kawasan Pecinan dalam Sehari
Baca juga: 6 Kuliner Legendaris di Singkawang untuk Dicoba saat Liburan Tahun Baru Imlek
Namun, asal-usul ritual Cap Go Meh di Singkawang bermula dari akulturasi dan interaksi budaya Hakka
Yiatu sub etnis Tionghoa dari daratan China yang diundang ke Kalimantan Barat oleh Kesultanan Sambas dan Mempawah.
Pada masa itu warga etnis Tionghoa diminta untuk menggarap cadangan emas di kawasan Monterado dan sekitarnya.
Dari sejarah itu, maka terjadilah gelombang migrasi warga Tionghoa yang cukup tinggi ke Kalimantan Barat.
Dari migrasi itu timbulak akulturasi budaya antara warga Tionghoa dan warga lokal, yakni Dayak dan Melayu sejak ratusan tahun yang lalu.
Pada suatu ketika di Kalimantan Barat, terjadi wabah penyakit cacar yang diyakini warga disebabkan oleh gangguan roh halus.
Karena belum adanya ilmu kedokteran saat itu, warga perkongsian mengadakan ritual tolak bala untuk mengatasi wabah dengan ritual untuk mengusir roh-roh jahat.