Ritual ini kemudian dilakukan pada hari ke-15 Imlek yaitu bertepatan dengan Cap Go Meh.
Tanpa disangka dari ritual tersebut masyarakat meyakini bahwa gelaran Cap Go Meh ini memberikan hasil positif dan wabah tersebut bisa diatasi.
Akhirnya, wargapun melakukan kegiatan tersebut sebagai tradisi tahunan yang bertahan sampai saat ini.
Baca juga: Pasar Hongkong dan 5 Tempat Wisata di Singkawang Buat Liburan Imlek, Dihiasi Lampion Cantik
Baca juga: 5 Wisata Alam di Singkawang untuk Libur Tahun Baru Imlek 2022, Ada Danau Biru yang Eksotis
Hal menarik dari ritual ini adalah perayaan ritual yang dilakukan dengan cara-cara ekstrem.
Di mana masyarakat akan saling unjuk kekuatan untuk menakuti para makhluk halus, dengan begitu secara tidak langsung menunjukkan kehebatan manusia yang juga tidak kalah dengan mereka.
Pertunjukan inilah yang kemudian dikenal dengan nama tatung dan diwariskan hingga hari ini.
Pada gelaran tatung orang-orang terpilih akan dirasuki oleh roh leluhur atau para dewa.
Setelah itu mereka akan menjadi kebal, sehingga tidak merasa sakit ketika badannya ditusuk besi tajam atau disayat golok tajam.
Jadi selain gelaran barongsai, pertunjukan tatung menjadi ciri khas tersendiri dan selalu dinanti-nanti saat perayaan Cap Go Meh di Singkawang.
Atas keistimewaan festival ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) lantas menetapkan Festival Cap Go Meh (CGM) dan Tatung Singkawang sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Indonesia pada 2020.
Penetapan ini sekaligus menjadi pengakuan negara terhadap tradisi, ritus, dan perayaan yang telah tumbuh dan berkembang di Kota Singkawang.
(TribunTravel/Zed)
Baca slengkapnya soal Singkawang di sini.