TRIBUNTAVEL.COM - Sebuah kelompok aktivits hewan membagikan video viral di medsos yang memperlihatkan pemandangan memilukan di tepi pantai.
Bagaimana tidak, pantai tersebut dipenuhi dengan lumba-lumba yang berceceran darah.
Melansir Insider, lumba-lumba dibunuh dalam rangka pelaksanaan tradisi berburu di Kepulauan Faroe yang disebut 'Grind'.
The Sea Shepherd, kelompok kesejahteraan hewan yang berbasis di Inggris, mengunggah foto perburuan lumuba-lumba pada Minggu (12/6/2021) lalu.
Baca juga: Viral Video Warga Boncengkan Lumba-lumba Naik Motor, Pecinta Satwa di Lombok Lapor ke Polisi
Kelompok tersebut mendokumentasikan sejumlah lumba-lumba yang digiring ke perairan dangkal dan kemduian dibunuh oleh pemburu.
Menurut laporan, para pemburu menikam lumba-lumba saat mereka menggeliat di pinggir pantai.
Grind (atau Grindadrap dalam bahasa Faroe) adalah tradisi berburu yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Tradisi itu diadakan di Kepulauan Faroe yang terpencil, wilayah kekuasaan Denmark yang terletak di antara Skotlandia dan Islandia.
Acara perburuan massal legal berlangsung setiap musim panas dan melibatkan mamalia laut seperti paus pilot dan lumba-lumba.
Baca juga: Viral Video Lumba-lumba Terdampar yang Dipotong dan Dibagikan ke Warga, Ini Faktanya
Hewan-hewan tersebut dibunuh dengan tangan, biasanya dengan pisau atau tombak.
Dagingnya kemudian dipanen dan dijadikan konsumsi untuk manusia.
Sementara itu, rekaman yang dibagikan oleh kelompok aktivis hewan lain di Twitter @DesdemonaDes menunjukkan perairan di sekitar pantai ternoda karena perburuan.
Dalam foto yang dibagikan @Seasaver, terlihat perairan di sekitar pantai berubah menjadi merah karena darah.
Dalam sebuah posting Facebook, Sea Shepherd menuduh seorang 'grindforemann' (atau pemimpin berburu) lokal menggiring sekira 1.428 lumba-lumba ke pantai, meski mengetahui tidak akan ada cukup pemburu untuk menangani jumlah lumba-lumba.
Hal itu mengakibatkan kematian banyak lumba-lumba yang sebenarnya tidak diperlukan untuk rangkaian tradisi.