Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Sempat Jadi Penjara Paling Menakutkan di Jepang, Simak Fakta Unik Abashiri Prison Museum

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abashiri Prison Museum, Abashiri, Hokkaido

Jepang mengklaim Hokkaido, tetapi pemerintah Meiji takut kekaisaran Rusia mendekati bagian utara pulau yang masih dalam keadaan mirip dengan Siberia.

Tanah ini harus dikembangkan dengan cepat.

Maka pada musim semi 1890, sekelompok tahanan pertama dikirim ke desa nelayan Abashiri yang berlokasi strategis.

Para tahanan datang dari seluruh Jepang dan tugas pertama mereka adalah membangun jalan yang menghubungkan Abashiri ke pos terdepan yang dekat dengan Asahikawa di Hokkaido Tengah.

Pekerjaan jalan sangat sulit.

Semuanya harus dilakukan secara manual.

Pohon-pohon ditebang, jalanan dibersihkan, jembatan dibangun.

Karena pengerjaannya yang manual dan berat, kecelakaan sangat umum terjadi.

Kondisi ini semakin diperberat karena setiap tahanan harus mengenakan bola besi berat yang dirantai pada satu kaki untuk mencegah mereka menghilang ke padang belantara.

Baca juga: Seorang Pria Mengamuk dan Serang Penumpang Kereta Komuter Jepang Pakai Pisau, 10 Orang Terluka

Abashiri Prison Museum Hokkaido (663highland, CC BY-SA 3.0 , via Wikimedia Commons)

Bekerja melalui dinginnya musim dingin Hokkaido, jalan itu selesai dalam waktu singkat.

Jepang berhasil mengklaim Hokkaido Timur Laut sebagai tanahnya.

Korban tewas di antara para tahanan sangat tinggi.

Pada saat itu, mereka dipandang sebagai sumber daya manusia yang dapat dibuang tetapi museum sekarang memiliki aula khusus yang dibangun untuk mengenang mereka.

Sebuah film dramatis diperlihatkan di sana, banyak gambar menunjukkan keadaan mereka dan ya, kamu dapat mencoba mengaitkan bola besi ke kaki dan berjalan beberapa langkah dengannya.

Tentu saja pengalaman ini sangat menarik selama satu atau dua menit tetapi bayangkan mengenakan benda ini 24 jam sehari sambil melakukan pembangunan jalan yang sangat melelahkan dan berbahaya di hutan.

Halaman
1234