Kendati demikian, bagian rumah dan ruang tamu masih asli, tidak banyak berubah seperti aslinya.
Bahkan, dua buah kamar yang dulu digunakan oleh Soekarno dan Hatta masih dipertahankan dari bentuk aslinya.
Namun kasur yang digunakan Soekarno saat itu telah dipindahkan ke Museum Tentara di Bandung atas perintah Mayjend Ibrahim Adjie yang saat itu menjabat Panglima Divisi Siliwangi, dilaporkan Kompas.com.
Saat ini, rumah Djiaw Kie Siong dikelola oleh cucu Djiaw Kie Siong, Liauw Cing Lan atau Yanto Djuhari.
7. Markas PETA dijadikan Monumen Kebulatan Tekad
Markas PETA dibongkar kemudian dibangun menjadi Monumen Kebulatan Tekad seluas 1.500 meter persegi.
Lokasinya tak jauh dari rumah Djiaw Kie Siong.
Dibangun pada 1950, monumen ini sempat dipugar dan diperbaiki oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karawang pada 1984.
Monumen ini berbentuk segitiga dengan sudut bagian timur merupakan jalan masuk ke areal monumen.
8. Makanan khas Rengasdengklok
Rengasdengklok memang identik dengan sejarah Kemerdekaan Indonesia.
Saat berkunjung ke Rengasdengklok, tentu wisatawan akan mampir ke rumah Djiaw Kie Siong dan Monumen Kebulatan Tekad.
Setelah itu, sempatkanlah untuk mencicipi makanan khas Rengasdengklok yaitu serabi hijau.
Hidangan ini terbuat dari tepung terigu dan daun suji yang memberikan warna hijau alami.
Banyak dijajakan masyarakat setempat, serabi hijau umumnya disantap dengan kuah kinca.