"Topi bapak itu super unik, jarang orang Indonesia pakai topi itu," jelasnya.
Apalagi, saat itu terik matahari sedang berada pada momen emas, terang dan kuat.
Sehingga, menjadi waktu yang tepat bagi Rezha untuk mengabadikannya diam-diam (candid).
Rezha mengambil jarak sekitar 3-4 meter dari sosok tersebut sambil mengotak-atik pengaturan kamera pada mode manual di iPhone 7 Plus, yang sudah digunakannya sejak 2018 lalu.
Baca juga: 6 Tempat Beli Croffle di Semarang, Mulai dari Croffle Bites hingga Tjemilan by Kopi Soe
Baca juga: Dusun Semilir Semarang Layani Vaksinasi pada 23-27 Agustus 2021, Kuota Terbatas untuk 5.000 Peserta
Ia lebih dulu menurunkan tingkat kecerahan lalu mengambil beberapa jepretan.
Konsep siluet atau bayangan dipilih bukan tanpa sebab.
Selain estetika, konsep ini dipilih untuk menjaga privasi subyek foto.
"Di street photogrpagy kan kita membidik orang yang kita enggak kenal, di mana privasi atau identitas orang itu bisa jadi tertangkap lalu kita publikasikan.
Saat itu, bayangan yang menaungi wajah beliau semakin kuat dan akhirnya foto itu cukup estetik tapi tidak menimbulkan risiko, atau merugikan subyek foto," jelas Rezha.
Setelah memilih foto yang dianggap paling bagus, Rezha memolesnya di aplikasi Lightroom dengan sedikit perbaikan.
Rezha mengatakan bahwa ia hanya sekadar iseng mengunggah foto tersebut dengan membubuhkan tagar #shotoniphone.
Beberapa foto yang terpajang di feed Instagram miliknya pun dibubuhi tagar serupa.
Tidak ada niatannya untuk ikut kompetisi fotografi #shotoniphone yang diselenggarakan Apple tiap tahunnya, yang melombakan foto-foto yang diambil dari kamera iPhone.
Selain bangga karena membawa nama Semarang dan Indonesia, Rezha juga bangga karena dirinya adalah seorang Apple Fanboy, sebutan untuk penggemar produk Apple.
iPhone pertamanya adalah iPhone 3Gs yang dirilis pada 2009 silam.