"Aku juga cukup bangga karena itu kampung halamanku," imbuh pria asal Semarang ini.
Rezha menganggap capaian ini merupakan sebuah pengakuan atas karya yang dihasilkan dari sebuah hobi.
Pria yang bekerja sebagai praktisi kehumasan ini memang punya hobi fotografi.
Segala jenis kamera sudah dijajal, mulai dari kamera DSLR, mirrorless, hingga smartphone yang biasa digunakan sehari-hari.
Sebenarnya, ia pernah mencoba beberapa aliran fotografi selain street photography.
Tapi aliran itu yang justru lebih memikatnya.
"Aku menemukan passion di street photography karena itu cukup menantang.
Menangkap momen yang mungkin orang awam terlewatkan, itu suatu kebahagiaan tersendiri, itulah nikmatnya street photography," tutur Rezha yang mulai sering mengunggah streetphotgrapy di Instagram pribadinya sejak tahun 2014.
Capaian ini juga membuktikan bahwa foto yang bagus, tidak melulu harus dihasilkan oleh gawai atau perangkat yang canggih.
"Kamera atau perangkat (yang canggih) bukan jadi penghambat kita berkarya untuk street photography, itu yang coba saya konsisten lakukan," imbuhnya.
Rezha menceritakan bahwa foto itu diambil di pasar Karang Ayu Semarang pada 23 Agustus 2020, saat ia memiliki kesempatan untuk pulang ke kampung halaman di tengah masa pandemi.
Pagi itu, sekitar pukul 06.00 WIB, ia mengantar sang isteri ke pasar yang lokasinya tidak jauh dari rumah.
Sambil menanti sang isteri berbelanja, Rezha menghabiskan waktu untuk berburu foto baru.
Sebenarnya, Rezha sudah melewati sosok bapak pedagang yang menjadi subyek fotonya.
Tapi ia kembali mendekat ke sosok tersebut karena tertarik dengan topi yang dikenakan.