Sayangnya, anjloknya harga minyak mempengaruhi pembeli yang disasar.
Ditambah dengan peristiwa yang menggiring roda perekonomian Turki di bawah dan nilai tukar lira Turki jatuh.
Proyek ambisius ini pun berhenti dibangun.
Padahal, desa istana Turki ini dibangun di daerah yang terkenal akan sumber air panasnya.
Setiap vila di Burj Al Babas memiliki pemanas di bawah lantai dan Jacuzzi.
Ada juga kolam renang di dalam ruangan.
Terdapat pusat perbelanjaan yang terinspirasi oleh US Capitol, yang nantinya akan melayani seluruh penyewa vila dan warga kompleks.
Serta taman rimbun yang dirancang dengan lanskap cantik seperti di negeri dongeng.
Dikutip TribunTravel dari laman Odditycentral, pembangunan desa istana Burj Al Babas dimulai tahun 2014 dengan tenaga kerja lebih dari 2.500 orang.
Nilai tukar Lira yang semakin jatuh membuat perusahaan tidak bisa membayar pinjaman, sehingga konstruksinya dihentikan.
Pada tahun 2019, Burj Al Babas sudah setengahnya hampir selesai.
Tapi tak satupun dari villa yang dibangun diisi oleh tuannya.
Vila yang dirancang untuk liburan orang-orang kaya ini berakhir jadi bangunan terbengkalai tak berpenghuni.
Burj Al Babas kini justru menjadi daya tarik menakutkan bagi wisatawan yang suka dengan hal mistis.
Padahal Burj Al Babas sudah menelan biaya pembangunan mencapai 200 juta USD bagi pengembangnya, Sarot Property Group.
Sarot saat ini masih yakin Burj Al Babas akan menjadi 'surga' yang pernah dijanjikan kepada klien-nya.
Baca juga: Menguak Misteri Aneh Gobekli Tepe Turki, Kuil Tertua di Dunia
Baca juga: Viral di Medsos, Sepasang Kekasih Petik Bunga Edelweis di Bukit Malang Gunung Rinjani
Baca juga: Intip Gaya Cassandra Lee saat Liburan di Turki, Tampil Anggun dengan Gaun Putih
(TribunTravel.com/tyas)